Beijing (ANTARA) - Pemerintah Indonesia mampu memaksimalkan pertumbuhan ekonomi digital sebesar 100 miliar dolar AS (sekitar Rp1,4 kuadriliun) pada 2025, kata Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun dalam sebuah pertemuan di China, Rabu. 

"Dengan melakukan kerja sama dengan Tiongkok, Indonesia akan mampu memaksimalkan pertumbuhan ekonomi digital hingga 100 miliar dolar pada tahun 2025," ujarnya di Beijing, Rabu.

Sebelumnya, Dubes berbicara pada subforum Digital Maritime Silk Road di Fuzhou, Provinsi Fujian, bersama sejumlah perwakilan dari Serbia, Portugal, Australia, Ghana, dan Nigeria.

"Indonesia sendiri saat ini memimpin ekonomi digital di Asia Tenggara dengan memiliki empat perusahaan unicorn (perusahaan dengan valuasi lebih dari 1 miliar dolar AS), yaitu Go-Jek, Bukalapak, Tokopedia, dan Traveloka," katanya. 

Menurut dia, Digital Maritime Silk Road bisa menjadi kunci perubahan bagi ekonomi digital di kawasan, bahkan global.

Dalam forum tersebut, Djauhari, yang juga adalah mantan duta besar RI untuk Rusia, menyampaikan sejumlah rekomendasi agar kerja sama Digital Maritime Silk Road dapat membangun fondasi dan meninggalkan jejak sejarah bagi ekonomi digital pada masa-masa mendatang.

Beberapa rekomendasi itu di antaranya adalah menghubungkan wilayah perdesaan dengan internet, meningkatkan kapasitas jaringan, membangun sistem navigasi berbasis satelit, mendorong kolaborasi antara pedagang daring dan pelaku usaha tradisional, berbagi pengetahuan dalam teknologi kecerdasan artifisial, mahadata, dan riset tingkah laku konsumen ekonomi digital.

Dubes menambahkan bahwa kunci bagi kerja sama ekonomi digital Indonesia dan China adalah hubungan antarmasyarakat.

Secara historis, Provinsi Fujian memiliki kedekatan dengan Indonesia. Nenek moyang WNI beretnis Tionghoa kebanyakan berasal dari daerah tersebut, selain dari Provinsi Guangdong.

Dalam perkembangan teknologi digital, lanjut Dubes, harus didukung oleh sektor pendidikan sehingga dia mendorong para pelajar asal Indonesia belajar dari pengalaman China.

Selain berbicara di forum tersebut, Dubes juga mengunjungi arena pameran Digital China Summit dan kawasan kampus NetDragon bersama delegasi dari Kemenkopolhukam RI serta KJRI Guangzhou untuk menyaksikan secara langsung bagaimana kekuatan digital mampu mentransformasi pendidikan konvensional.

Forum tersebut juga dihadiri CEO Tencent Ma Huateng alias Pony Ma, CEO Baidu Li Yanhong (Robin Li), dan Chairman NetDragon Liu Dejian.

 Baca juga: Kemenristekdikti-SWJU Chengdu kerja sama riset KA cepat
Baca juga: ITB-Tshinghua segera wujudkan Taman Teknologi Pulau Penyu
Baca juga: Luhut yakin Indonesia terhindar dari jebakan utang Belt and Road
Baca juga: Wapres saksikan penandatangan 23 MoU Indonesia-China

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019