Jakarta (ANTARA) - Tidak banyak film Indonesia yang mengangkat tema disabilitas, itulah yang menjadi magnet film "Down Swan" bagi aktris Putri Ayudya.

Aktris 30 tahun itu tertarik dengan tema down syndrome yang diusung dalam film yang dibintangi oleh Ariyo Wahab serta aktris cilik Arina Dhisya.

"Jarang lho ada drama keluarga untuk semua umur dan temanya menarik. Filmnya juga punya misi, punya standpoint sendiri," ujar Putri dalam kunjungan ke ANTARA, Jumat.

"Down Swan" adalah karya perdana dari sutradara Fuad Akbar, dan Putri mengaku selalu senang bila bisa bekerjasama dengan sineas-sineas baru.

Putri berperan sebagai Mitha, istri dari Bisma (Ariyo Wahab), pasangan yang dikaruniai putri bernama Nadia (Arina Dhisya) penyandang down syndrome yang bercita-cita jadi balerina.
 
Pemeran film "Down Swan", Putri Ayudya (kanan) bersama Arina Dhisya, di kantor LKBN ANTARA, Jakarta, Jumat (10/5/19). Film tentang seorang anak berkebutuhan khusus yang ingin menjadi balerina itu akan tayang pada 23 Mei. (ANTARA News/Alviansyah Pasaribu)


Ketika peran itu jatuh padanya, Putri masih disibukkan dengan produksi film kolaborasi Indonesia-China "Boundless Love". Alhasil, waktu untuk mempersiapkan diri di film "Down Swan" jadi terbatas.

"Ini persiapan terpendek yang pernah didapat," ungkap pemeran "Kenapa Harus Bule?" itu.

Meski singkat, proses itu jauh lebih mudah karena jalinan keakraban dengan rekan-rekan mainnya, Ariyo dan Disya, langsung terwujud.

"Mudah banget sama mereka, salah satu 'keluarga' yang masih awet sampai sekarang," kata Putri sembari memeluk Disya.

"Down Swan" dibuat bukan sekadar untuk hiburan, tetapi sebagai bentuk apresiasi untuk orangtua yang punya anak penyandang down syndrome.

"Yang mau disampaikan dari film ini juga awareness down syndrome di Indonesia," ujar aktris yang awalnya akrab dengan dunia teater itu.

Satu hal lagi yang ditekankan dalam film ini adalah pengingat bahwa setiap orang punya keunikan dan keistimewaan tersendiri.

"Down Swan" akan tayang pada 23 Mei 2019.

Baca juga: Aktor asal China ini akui terkendala bahasa di film kolaborasi Indonesia-China

Baca juga: "Kenapa Harus Bule?", sindiran satir jiwa rendah diri

 

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019