Khususnya pendidikan vokasi yang fokus kepada sektor manufaktur dan ekonomi digital karena akan menjadi kunci pertumbuhan industri dan ekonomi Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengemukakan yang dibutuhkan Indonesia saat ini dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional, selain merevitalisasi sektor industri manufaktur, juga perlu dilakukan pembenahan di sektor pendidikan.

“Khususnya pendidikan vokasi yang fokus kepada sektor manufaktur dan ekonomi digital karena akan menjadi kunci pertumbuhan industri dan ekonomi Indonesia selanjutnya,” ujar Airlangga lewat keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Guna mencapai sasaran tersebut, menurut Airlangga, pengoptimalan peran dari pendidikan vokasi seperti politeknik harus ditingkatkan. Selain itu, lanjut dia, perlu masifnya kegiatan reskilling dan pelatihan kompetensi dalam membangun kualitas SDM Indonesia terutama di sektor industri.

“Program ini akan menjadi mainstream dalam kebijakan pendidikan selanjutnya,” ujar Airlangga.

Oleh karena itu, menurut dia, Indonesia harus merombak kurikulum pendidikan dengan lebih menekankan pada bidang Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics (STEAM). “Sebab, pendidikan ini yang menjadi basis manufaktur dan ekonomi digital pada masa mendatang,” imbuhnya.

Airlangga menambahkan, pihaknya juga mendorong pelaku industri bersama pemangku kepentingan terkait seperti lembaga riset dan perguruan tinggi untuk aktif melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan dalam upaya menciptakan inovasi di sektor manufaktur.

“Agar pelaku industri dapat terdorong untuk terlibat dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan vokasi serta aktif melakukan kegiatan litbang, pemerintah akan meluncurkan insentif super deductible tax,” katanya.

Airlangga yakin fasilitas tersebut bakal menciptakan tenaga kerja industri yang kompeten serta menghasilkan inovasi produk.

Baca juga: Cuitan Presiden Jokowi: Saatnya fokus pembangunan SDM
 

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019