Merauke (ANTARA News) - Sebanyak 21 ekor kanguru tanah (thylogale brunii) yang sempat diselundupkan dan dipelihara di Pulau Jawa selama bertahun-tahun, Selasa, dilepas kembali ke habitatnya di Merauke, Papua. Pelepasan kanguru itu diiringi dengan upacara adat suku Marin dan disaksikan Bupati Merauke John Gluba Gebze, Direktur Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan, M. Awrya Ibrahim, dan manajer Departemen Lingkungan PT Freeport Indonesia, Andi Muskiah. Upacara adat itu digelar di area konservasi Taman Nasional Wasur, 25 kilometer dari ibukota Kabupaten Merauke. Pada kesempatan itu Budiharto dari Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC) menjelaskan bahwa semula petugas menemukan lima ekor kangguru tanah di wilayah Jawa Barat, namun dalam perkembangannya mereka beranak pinak menjadi 21 ekor. "Melalui kerja sama dengan PT Freeport Indonesia dan Departemen Kehutanan, akhirnya semua Kangguru yang berasal dari Tanah Papua itu dikembalikan ke habitatnya di Merauke. Sebelum pulang ke Merauke, kangguru ini dipelihara sementara oleh Herman Apoka di kampung Nayaro, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika," kata Budiharto. Bupati Merauke, John Gluba Gebze menyambut gembira upaya melepas-liarkan kangguru yang dalam bahasa setempat disebut Saham. "Lestari alamku, lestari hidupku. Kita bergembira ria karena yang hilang telah didapat dan telah pula kembali ke pangkuan ibunya tanah Merauke tercinta. Kita harapkan, kangguru yang pulang kampung ini dapat berinteraksi dengan saudara-saudaranya kangguru yang sudah berada di sini dan selanjutnya dapat berkembang biak," katanya. Bupati Gebze mengakui kalau masyarakat Merauke adalah masyarakat konservasi, penyelamat satwa. Sejak zaman para leluhur, suku-suku di Merauke mempunyai totem salah satu jenis satwa, seperti kangguru, kasuwari dan sebagainya. "Kangguru adalah salah satu jenis endemik di Papua yang terancam punah akibat perburuan liar oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab dengan menggunakan senjata api dan kendaraan bermotor. Hal ini tidak boleh dibiarkan karena nantinya kangguru lari meninggalkan Merauke dan selanjutnya memasuki hutan rimba Papua Nugini," katanya. Sementara itu, Direktur Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, M.Awrya Ibrahim mengatakan, kegiatan melepas kangguru merupakan contoh bagi provinsi lain di Indonesia dalam hal perlindungan dan pelestarian fauna dan flora di Indonesia.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007