London (ANTARA) - Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Windhoek menggelar acara pengenalan budaya setempat yaitu budaya suku Herero yang digagas Ketua DWP KBRI Windhoek, Komalasari Basuki, berlangsung selama sehari ditujukan untuk memperluas wawasan tentang budaya Namibia.

Pensosbud KBRI Windhoek, Namibia dalam keterangan yang diterima Antara, Minggu menyebutkan dalam kegiatan ini juga memperkenalkan keunikan dan sejarah busana tradisional suku Herero kepada anggota DWP KBRI Windhoek biasanya berbusana Indonesia, pada hari itu, tampil beda dengan memakai busana Herero.

Busana Herero yang mendapatkan pengaruh gaya Victoria, diadaptasi dari busana yang dibawa bangsa kolonial ke Namibia. Busana Herero tampak lain dari busana adat suku lainnya karena busana ini tidak hanya melambangkan identitas suku, tapi juga melambangkan keberanian, kebanggaan, dan pengingat sejarah masa lalu Herero. Pada masa perjuangan tahun 1900-1905, jumlah populasi suku Herero berkurang hingga 80 persen akibat kolonialisme.

Kegiatan DWP ini mendapatkan respon positif dari masyarakat Namibia yang disampaikan melalui akun Facebook KBRI, Indonesian Embassy-Windhoek. Masyarakat Namibia kagum terhadap kegiatan DWP ini dan bangga melihat busana tradisionalnya dipakai orang asing.

Kolom komentar Facebook KBRI-pun dibanjiri dengan luapan kekaguman mereka, antara lain seperti dari @Katrina Kandjii-Black: Just amazing.. They are dressed properly.. Thanks to the beautiful ladies for embracing our attire and to wear it with all the Love, Dignity and Respect it deserves. Serta @Aune Ndeyapo Tjirare: Namibia our mother land. Thanks for the culture attire putting color and happiness on our country. Let’s learn to be a happy; lovely and peaceful nation together in our society.

Tidak hanya di akun media sosial KBRI, surat kabar nasional Namibia, Republikein juga memuat kegiatan ini di halaman depan. Indonesia merupakan salah satu perwakilan asing yang sangat aktif berkegiatan dan perwakilan asing pertama di Namibia yang melakukan kegiatan pengenalan budaya setempat seperti ini.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019