Jakarta (ANTARA) - Program demonstration plot (demplot) yang dilakukan oleh anak usaha PT Pupuk Indonesia (Persero) yaitu Pupuk Kujang, Pupuk Sriwidjaja Palembang, Petrokimia Gresik dan Pupuk Kaltim berhasil meningkatkan produktivitas pertanian hingga 30 persen.

"Penggunaan pupuk berimbang untuk sejumlah komoditi terbukti berhasil meningkatkan produktivitas pertanian masyarakat seperti padi, jagung, dan bawang," kata Kepala Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Wijaya Laksana, dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.

Program demplot adalah metode penyuluhan langsung kepada petani dengan membuat lahan percontohan untuk mendorong produktifitas dan hasil pertanian, penggunaan pupuk secara tepat dan berimbang sehingga hasil panen lebih maksimal.

Wijaya mencontohkan, program demplot Pupuk Indonesia Group tercatat telah dilakukan di 109 unit di berbagai wilayah diantaranya, NTB, Jatim, Jabar dan Jateng sepanjang tahun 2019.

“Dengan jenis tanaman yang berbeda dengan karakteristik lahan yang beragam, maka dibutuhkan pola pemupukan yang sesuai untuk mendorong produktivitas lahan,” jelas Wijaya.

Salah satu program demplot Pupuk Kaltim yaitu Kelompok Tani Ambalawi Jaya di Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima, Nusa Tengara Barat (NTB) yang terbukti dapat meningkatkan produki bawang merah hingga 30 persen atau mencapai 20 ton per ha.

Program demplot ini diterapkan pada lahan 0,25 ha dengan komposisi pemupukan Urea (prill daun buah) 300kg/ha, NPK Phonska 300 kg/ha dan Pupuk Daun 30 liter/ha. Perlakuan II (PKT-1) pada lahan 0,25 ha, dengan komposisi pemupukan Urea (prill daun buah) 300kg/ha, NPK Pelangi (16-16-16) 300 kg/ha, Organik 5000 kg/ha dan Ecofert 40 kg/ha.

Baca juga: Pupuk Indonesia bidik ekspor 1,9 juta ton pupuk di 2019

Damrus, mewakili Kelompok Tani Ambalawi Jaya, mengatakan dengan pola pemupukan berimbang menggunakan produk NPK Pelangi komposisi 16-16-16 dari Pupuk Kaltim. Menurut dia, selama ini petani bawang merah di Kecamatan Ambalawi hanya mampu menghasilkan 15 ton per hektare, itu pun jika didukung cuaca cerah.

Namun pada demplot kali ini, meski curah hujan terbilang tinggi, ternyata tidak mempengaruhi hasil panen yang jauh lebih signifikan.

“Umbi bawang yang dihasilkan juga jauh lebih besar dari biasanya. Apalagi kalau musim hujan seperti saat ini, pasti banyak yang busuk. Tapi hasil demplot sepertinya tidak terpengaruh curah hujan dan panen tetap maksimal,” ujar Damrus.

Peningkatan produktivitas bawang merah melalui demplot ini disambut antusias Pemerintah Kabupaten Bima melalui Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Indra Jaya.

Hasil panen bawang merah yang mencapai 20 ton per hektare tidak pernah terjadi di Bima dalam 10 tahun terakhir. Jika pola pemupukan berimbang menggunakan NPK Pelangi berdasarkan demplot diterapkan petani secara konsisten, diharapkan Kabupaten Bima akan kembali meraih kejayaan sentra bawang merah di Indonesia.

Program demplot lainnya juga dilakukan di Kabupaten Sumenep oleh Petrokimia Gresik dengan menggunakan NPK Phonska Plus. Program ini terbukti meningkatkan hasil panen padi di wilayah tersebut sebanyak rata-rata 7,2 ton per hektarnya.

"Terjadi kenaikan signifikan sekitar 1,5 ton per hektar, karena selama ini saya panen padi di sawah paling hanya 5,7 ton, bahkan pernah hanya mencapai 4,5 ton per hektar", kata Ketua Gapoktan Al-Mawwada, Imron Fauzi.

Dengan pengaruh positif program demplot terhadap produktifitas lahan dan meningkatkan hasil panen, Wijaya berharap program ini dilakukan secara konsisten terutama di wilayah-wilayah lumbung padi nasional.



Baca juga: Hingga April, Pupuk Indonesia salurkan 2,86 juta ton pupuk bersubsidi
Baca juga: Pupuk Indonesia sebut pendistribusian pupuk gunakan sistem tender

 

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019