Apapun yang terjadi di provinsi lain, jangan sampai berimbas di jambi, mari kita hadapi dengan suatu ketenangan dan dengan kesejukan, jangan sampai kita terpancing dan terprovokasi hal-hal yang dapat menimbulkan perpecahan,
Jambi (ANTARA) - Ulama, habaib, pimpinan pondok pesantren cendekiawan muslim, akademisi, lembaga adat dan tokoh masyarakat di Provinsi Jambi adakan pertemuan guna menyerukan perdamaian, keamanan dan kesejukan jelang pengumuman hasil Pemilihan Umum (Pemilu) tingkat nasional.

Pertemuan atau multaqo ulama tersebut bertujuan untuk menjaga Provinsi Jambi tetap aman, damai dan sejuk baik pada saat pemilihan umum berlangsung hingga pengumuman hasil pemilu dan pasca hasil pemilu diumumkan.

Pertemuan tersebut diselenggarakan di salah satu hotel di Jambi, yang dilaksanakan pada hari selasa (14/5) dimulai dari pukul 16.00 WIB hingga menjelang waktu berbuka puasa.

Setiap ulama menyerukan pesan-pesan perdamaian yang menyejukkan masyarakat dan meminta masyarakat untuk dapat mengikuti serangkaian proses pemilihan umum yang telah diatur dalam perundang-undangan. Serta meminta masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan isu-isu yang berkembang yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa, khususnya di Provinsi Jambi.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Jambi, H Hadiri Hasan mengatakan hendaknya usai pelaksanaan pemilu tercipta kedamaian, keamanan dan kesejukan, jangan sampai kita terprovokasi dengan isu-isu yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan.

Hal senada juga disampaikan oleh tokoh agama lainnya, diantaranya disampaikan oleh Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Provinsi Jambi, Aminullah Amid. Ia mengatakan, "Apapun yang terjadi di provinsi lain, jangan sampai berimbas di jambi, mari kita hadapi dengan suatu ketenangan dan dengan kesejukan, jangan sampai kita terpancing dan terprovokasi hal-hal yang dapat menimbulkan perpecahan,".

Begitu pula dengan yang disampaikan oleh Ketua Muhammadiyah Provinsi Jambi, Suhaimi Chan. Ia menyerukan kepada seluruh masyarakat di Jambi khusunya warga Muhammadiyah untuk tidak terpancing dengan isu-isu yang tengah berkembang ditingkat nasional yang belum tentu benar kejelasannya. Masyarakat hendaknya kembali kepada ajaran Rasulullah SAW, serta kembali kepada ajaran yang diajarkan oleh adat istiadat yang berbunyi "Adat bersendikan syarak, syarak bersendi kitabullah".

"Salah satu yang diajarkan Rasulullah yakni berkasih sayang, kita tidak ingin sejarah-sejarah kelam bangsa terulang kembali, mari saling menjaga dan saling berkasih sayang demi terwujudnya bangsa yang aman, damai, tentram dan sejuk," tambahnya.

Ketua Forum Pondok Pesantren (Ponpes) Provinsi Jambi Buya Margutin turut menyerukan pesan-pesan perdamaian kepada masyarakat dalam menghadapi pengumuman Pemilu tingkat nasional nantinya. Ia berharap masyarakat tidak terkontaminasi dan terpengaruh dengan isu-isu yang belum jelas kebenarannya.

"Kami dari pondok pesantren yakin betul bahwa apa yang terjadi dimuka bumi ini atas kehendak dan takdir Allah," katanya.

Selain itu, melihat fenomena Pemilu tahun 2019 ini, dirinya-Nya merasa prihatin, khususnya bagi santri. Menurut Buya Margutin Pemilu telah mengikis rasa takzim dan hormat kepada para kiyai.

Pesan perdamaian untuk menjaga Provinsi Jambi tetap aman, damai dan sejuk jelang pengumuman pemilu turut disampaikan oleh tokoh-tokoh masyarakat lainnya di daerah itu. Diantaranya disampaikan oleh Ketua FKUB Provinsi Jambi Habib Umar, Ketua Robitoh Allawiyah Provinsi Jambi Habib Helmy bin Muhammad Baraqbah, Akademisi Universitas Unja Supian Ramli, Ketua ICMI Organisasi Wilayah Jambi H Mukhtar Latif dan Ketua Lembaga Adat Melayu (LAM) Jambi, Hasip Kalimudin Syam.

Pewarta: Muhammad Hanapi
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019