Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo mendukung segala langkah dan upaya yang dilakukan Aliansi Masyarakat Peduli Tragedi Kemanusiaan Pemilu 2019 (AMP-TKP) dalam mengungkap penyebab kematian dan kesakitan para petugas Pemilu 2019 yang kini menjadi tragedi kemanusiaan dan diharapkan tidak terulang lagi.

"DPR berada di belakang saudara sekalian dalam mengungkap tragedi kemanusiaan Pemilu," kata Bambang Soesatyo di hadapan para pimpinan AMP-TKP yang menemuinya di kantornya di Senayan Jakarta, Selasa, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Rabu.

"Tragedi kemanusiaan itu tidak boleh terulang kembali di masa mendatang." Tim AMP-TKP 2019 diterima oleh pimpinan DPR, terdiri dari Ketua DPR Bambang Soesatyo, Fahri Hamzah, dan Fadli Zon. Tampak pula hadir anggota Komisi XI H Mukhamad Misbakhun dan anggota Komisi II Firman Subagyo.

Sementara Tim AMP-TKP 2019 antara lain M. Din Syamsuddin, Ani Hasibuan, Teuku Nasrullah, Fahmi Idris, Siane Indriani, dan tokoh lainnya.

Din Syamsuddin berterima kasih atas dukungan penuh dari DPR tersebut atas upaya pihaknya mengungkap selengkapnya dan setuntas-tuntasnya tragedi kemanusiaan Pemilu 2019. Dia pun sependapat dengan Ketua DPR agar hendaknya tragedi kematian dan kesakitan ribuan petugas Pemilu tidak boleh terulang kembali di masa yang akan datang.

Untuk mencegah kejadian serupa terulang pada pemilu ke depan, menurut Bambang Soesatyo, pihaknya akan mendorong DPR meninjau kembali berbagai peraturan terkait pemilu dan sistem politik.

 "Ini harus menjadi peristiwa terakhir dan tak boleh terulang kembali. Untuk itu harus diambil langkah-langkah perubahan pada pemilu yang akan datang," kata dia.

Misalnya dalam rekrutmen petugas pemilu harus dilakukan dengan hati-hati, sesuai ketentuan dan persyaratan kerja, memiliki kesehatan prima dan didukung lingkungan kerja yang memadai dalam melaksanakan tugas. Tenaga-tenaga muda mesti lebih diprioritaskan dalam rekrutmen petugas Pemilu 2024.*
 

Pewarta: Erafzon Saptiyulda AS
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019