Sampit (ANTARA) - Jumlah pemudik yang berangkat melalui Bandara Haji Asan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, pada musim mudik Idul Fitri 1440 Hijriah diprediksi turun dibandingkan saat arus mudik Lebaran tahun lalu.

"Soal berapa besar penurunannya, saat ini kami belum bisa memastikan. Tapi yang jelas, saat ini jumlah rute penerbangan berkurang dari sembilan menjadi hanya tinggal lima rute. Ini tentu jelas akan berpengaruh terhadap jumlah penumpang yang diangkut," kata Kepala Bandara Haji Asan Sampit Havandi Gusli di Sampit, Rabu.

Berkurangnya jumlah rute penerbangan sangat berpengaruh terhadap jumlah penumpang di bandara yang terletak di pinggir Sungai Mentaya. Rute yang kini tidak ada lagi adalah tujuan Semarang, Jawa Tengah dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Pihak bandara tidak mengetahui penyebab maskapai menghentikan rute-rute penerbangan tersebut karena itu memang sepenuhnya kewenangan maskapai. Namun jika dilihat dari permintaan penumpang masih cukup bagus, seperti tujuan Semarang biasanya kursi yang terisi sekitar 50 persen.

Saat ini rute penerbangan yang masih dilayani di Bandara Haji Asan Sampit adalah tujuan Jakarta dan Surabaya yang dilayani NAM Air, serta tujuan Surabaya, Palangka Raya dan Pangkalan Bun yang dilayani Wings Air.

Selain itu, penilaian masyarakat terhadap tingginya harga tiket pesawat, bisa turut membuat turunnya jumlah penumpang. Apalagi hingga saat ini belum ada rencana maskapai penerbangan mengajukan extra flight atau penerbangan tambahan.

Meski dikeluhkan karena cukup tinggi, Havandi menyatakan bahwa tarif tiket pesawat yang berlaku saat ini masih berada di bawah batas atas. Sesuai aturan, maskapai tidak boleh memberlakukan harga tiket melebihi tarif batas atas yang ditetapkan pemerintah. Jika melanggar maka akan dikenakan sanksi.

Saat ini dengan lima rute penerbangan yang ada, setiap hari jumlah penumpang yang datang sekitar 250 orang dan berangkat dengan jumlah hampir sama. Seperti pada Selasa (14/5), jumlah penumpang yang datang 237 orang dan berangkat 271 orang.

Jika semua penerbangan membawa penumpang dengan kursi terisi penuh maka keberangkatan bisa mencapai 400 orang, begitu pula sebaliknya. Namun jika tetap dengan lima kali penerbangan dan tidak ada penerbangan tambahan, maka jumlah penumpang saat arus mudik tahun ini diperkirakan tetap turun dibanding tahun lalu.

Puncak arus mudik lebaran melalui Bandara Haji Asan Sampit tahun ini diperkirakan terjadi 1 Juni dan arus balik pada 9 Juni. Fokus yang dilakukan pihak bandara saat ini adalah meningkatkan pelayanan agar penumpang makin merasa aman dan nyaman.

"Kalau saya melihat, lonjakan penumpang itu nanti biasa saja, sesuai kapasitas kursi yang tersedia. Kecuali kalau ada maskapai yang mengajukan 'extra flight', baru itu kelihatan lonjakan penumpangnya," sambung Havandi.

Untuk melayani arus mudik, rencananya akan didirikan posko Terpadu di lingkungan bandara setempat mulai 29 Mei sampai 13 Juni. Posko Terpadu itu terdiri dari perwakilan pihak bandara, TNI, Polri, BMKG, maskapai dan pihak terkait lainnya.

Posko Terpadu akan difungsikan untuk peningkatan pengamanan, sekaligus membantu calon penumpang yang membutuhkan informasi terkait arus mudik lebaran. Havandi berharap pelaksanaan arus mudik dan balik lebaran Idul Fitri ini berjalan dengan aman, lancar dan tertib.

Baca juga: H-10 Lebaran tiket pesawat Sampit-Jakarta Rp1,6 juta
Baca juga: Bandara Sampit siap tambah penerbangan antisipasi lonjakan penumpang Lebaran

 

Pewarta: Kasriadi/Norjani
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019