Palu (ANTARA) - Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, Dr Abidin Djafar mengemukakan, mahasiswa sangat antusias mengikuti jalannya perkuliahan meski dalam kondisi keterbatasan sarana dan infastruktur pascatsunami dan di bulan ramadhan.

"Semangat para dosen dan mahasiswa tidak surut, sekalipun proses kuliah berlangsung di kelas-kelas darurat, berlangsung di gedung-gedung bekas terdampak tsunami," ucap Dr Abidin Djafar, di Palu, Selasa.

Hampir memasuki delapan bulan pascatsunami, IAIN Palu masih alami keterbatasan sarana dan infastruktur untuk menampung mahasiswa, utamanya terkait penyelenggaraan perkuliahaan. Hal ini bukan suatu kesengajaan, melainkan faktor alam berupa bencana yang terjadi di luar dari kehendak manusia.

Karena itu, proses pemulihan sedang terus di upayakan oleh IAIN Palu. Kondisi yang jauh dari memadai itu, tidak membuat Civitas Akademik IAIN Palu patah semangat dalam upaya mencerdasarkan kehidupan bangsa pascabencana tsunami menerjang.

"Perkuliahan yang berlangsung di kelas-kelas darurat, hal itu menjadi salah satu simbol bahwa IAIN Palu komitmen membangun peradaban manusia usai bencana," ujar Abidin.

Jumlah mahasiswa IAIN Palu pascabencana tsunami kurang lebih 7.000 mahasiswa yang merupakan akumulasi keseluruhan mahasiswa strata satu dan dua. Dengan jumlah tersebut, maka IAIN Palu masih kekurangan kelas.

Setelah tsunami, IAIN Palu butuh bantuan pengadaan kelas belajar. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) diharapkan membantu pemulihan kampus Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, pascagempa dan tsunami di daerah itu.

"Yang kami harap ialah Bappenas dapat membantu percepatan pemulihan, agar proses ajar mengajar IAIN Palu kembali normal," ucap Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Keuangan, dan Perencanaan IAIN Palu Kamaruddin.

Ia mengatakan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas telah melakukan peninjauan ke IAIN Palu, Senin (8/4). Deputi Menteri PPN/Kepala Bappenas Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Subandi meninjau infrastruktur, sarana prasarana penunjang kegiatan akademik IAIN Palu yang terdampak tsunami, didampingi Rektor IAIN Palu Sagaf S Pettalongi dan Kamaruddin.

"Kami berharap Bappenas membantu revitalisasi gedung-gedung terdampak bencana agar perkuliahan dapat segera berjalan dengan normal," ujar Kamaruddin. IAIN Palu membutuhkan anggaran Rp117 miliar untuk revitalisasi perguruan tinggi tersebut guna memulihkan peran dan fungsinya.

Kebutuhan biaya itu untuk rekonstruksi, 34 item terdiri atas gedung rektorat, gedung L Fakultas Syariah, BAAK, student center, ruang dosen, laboratorium terpadu, gedung kuliah tarbiyah, gedung dekan tarbiyah, gedung kuliah dan dekan Ushuluddin. Selain itu, gedung pascasarjana, aula, gedung kuliah dan gedung dekan fakultas syariah, gedung kuliah dan dekan fakultas dakwah, gedung lab bahasa dan komputer, gedung perpustakaan, gedung garasi bus kampus.

Selain itu, gedung M, gudang peralatan,area merokok, gudang arsip, gedung garasi 2 bus kampus, rumah genset, Masjid Al-Abrar IAIN Palu, gedung koperasi, kantin, gedung radio kampus, pos jaga depan aula, pos jaga depan auditorium, pos jaga depan rektorat, serta sarana prasarana pendukung kampus IAIN Palu.*

Baca juga: IAIN Palu kenakan SPP rendah mahasiswa baru pascabencana

Baca juga: Mahasiswa IAIN Palu kuliah di kelas darurat pascatsunami





 

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019