Tulungagung (ANTARA News) - Setelah terkena terjangan angin puting beliung, giliran gempa bumi mengguncang wilayah Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Senin pagi. "Kami sempat panik dan keluar rumah untuk berkumpul bersama warga lainnya," kata Siti Nurul, warga Desa Wateskroyo, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung. Dia menuturkan semua benda-benda yang ada di dalam rumah bergoyang saat gempa bumi itu mengguncang kawasan selatan Kabupaten Tulungagung ketika warga hendak melakukan aktivitas. "Semua orang berhamburan keluar rumah, takut kalau-kalau rumah mereka roboh," kata Nur Kholis, warga Juragan, Kecamatan Besuki, saat kejadian hendak menuju ke sawah. Wartawan ANTARA dari Tulungagung melaporkan sampai saat ini sejumlah warga di wilayah selatan Kabupaten Tulungagung itu masih belum memasuki rumah mereka karena khawatir akan terjadi gempa susulan, apalagi sebelumnya gempa juga mengguncang daerah itu. Sementara itu Pengamat Geologi Stasiun Badan Metereologi dan Geofisika (BMG) Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Sumber Harto melaporkan, gempa berkuatan 5,6 pada skala Richter (SR) itu terjadi Senin pagi pada pukul 07.09 WIB. Pusat gempa berada di kedalaman 10 kilometer pada posisi 9,85 derajat Lintang Selatan dan 112,44 derajat Bujur Timur atau sekitar 200 kilometer sebelah tenggara Blitar. Di Blitar dan Tulungagung intensitas gempa dapat dirasakan antara tiga sampai empat Modified Mercalli Intencity (MMI) yang bisa mengguncangkan semua benda-benda yang ada di dalam rumah, termasuk lukisan atau foto yang terpampang di dinding bisa terjatuh. Sedang di Malang, Kediri, dan Nganjuk intensitasnya mencapai dua MMI atau setara dengan guncangan yang diakibatkan adanya truk melintas di depan rumah. "Wajar kalau Blitar dan Tulungagung merasakan intensitas gempa lebih dahysat dibandingkan daerah lainnya karena dekatnya pusat gempa," kata Harto menambahkan. Kekuatan gempa yang terjadi pada Senin pagi lebih besar ketimbang gempa yang terjadi pada Sabtu (15/12) dinihari lalu yang hanya 5,3 SR dengan pusat gempa berada di 65 kilometer sebelah tenggara Blitar. Sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Tulungagung masih belum mendapatkan laporan adanya kerusakan rumah warga atau fasilitas umum lainnya akibat gempa tersebut. "Kami masih belum mendapatkan laporan dari Satlak PB (Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana) mengenai ada dan tidaknya kerusakan rumah atau fasilitas lainnya," kata Kepala Dinas Infokom Kabupaten Tulungagung, Achmad Pitoyo. Sebelumnya, tujuh desa yang ada di dua kecamatan, yakni Gondang dan Pakel diterjang angin puting beliung. Ratusan rumah dan beberapa fasilitas umum lainnya rusak berat akibat musibah yang terjadi selama dua hari berturut-turut, Sabtu (15/12) dan Minggu (16/12). Selama tahun 2007 ini, Kabupaten Tulungagung sudah empat kali diterjang angin puting beliung. Selain di Kecamatan Gondang dan Kecamatan Pakel, angin puting beliung juga memporak-porandakan rumah warga di Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek, Minggu (16/12) petang. Kerugian akibat bencana di dua daerah itu diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. (*)

Copyright © ANTARA 2007