Jakarta (ANTARA) - Tim Ekonomi Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2019 dapat mencapai kisaran 5,22 persen atau sedikit dibawah asumsi yang ditetapkan pemerintah 5,3 persen.

Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro dalam pemaparan di Jakarta, Rabu, mengatakan perekonomian Indonesia akan didukung oleh beberapa faktor musiman yang dapat membantu pertumbuhan per triwulanan.

Faktor musiman tersebut antara lain bergesernya musim panen dari Maret ke April, perayaan Ramadhan dan Idul Fitri, masa libur sekolah dan tahun ajaran baru serta pemberian THR serta gaji ke-13 bagi PNS.

Selain itu, kinerja ekonomi ikut terbantu oleh masuknya aliran modal masuk yang akan mendorong tumbuhnya investasi serta membaiknya realisasi belanja pemerintah pada dua triwulan terakhir 2019.

"Kami melihat potensi aliran masuk modal asing akan kembali tumbuh pada paruh kedua tahun 2019, seiring dengan meredanya ketidakpastian akibat tahun politik dan pengumuman kabinet kerja yang baru," kata Andry.

Meski demikian, ia mengingatkan potensi risiko bagi proyeksi ini, karena adanya kemungkinan penurunan permintaan global dan meningkatnya tensi perang dagang, yang dapat mengganggu kinerja perdagangan nasional.

"Risiko penurunan permintaan dunia dan kembali meningkatnya tensi perang dagang antara AS dan China, akan menjadi faktor risiko bagi ekonomi Indonesia untuk tumbuh lebih tinggi kedepannya," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja konsumsi rumah tangga yang positif memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi pada triwulan I-2019 sebesar 5,07 persen.

Dalam periode ini, konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh 5,01 persen, atau lebih baik dari periode triwulan I-2017 dan I-2018 yang masing-masing tumbuh sebesar 4,94 persen.

Pertumbuhan ekonomi juga didukung oleh konsumsi pemerintah yang tumbuh 5,21 persen karena adanya kenaikan realisasi belanja barang dan jasa serta belanja pegawai.

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) ikut memberikan kontribusi kepada perekonomian pada triwulan I-2019, meski hanya tumbuh 5,03 persen.

Namun, kegiatan ekspor terkontraksi dengan tumbuh negatif 2,08 persen, karena ekspor barang turun 1,7 persen dan ekspor jasa tumbuh negatif 5,25 persen.

Baca juga: Darmin ingatkan penguatan pondasi ekspor dukung pertumbuhan ekonomi

Baca juga: Bappenas sebut tiga skenario target pertumbuhan ekonomi 2020-2024

Pewarta: Satyagraha
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019