Jakarta (ANTARA) - Amandine Henry masih berumur lima tahun ketika dia menunjukkan potensi dirinya dalam menendang bola dan karena saat itu tidak ada tim sepak bola wanita, maka ayahnya terpaksa memasukkan dia ke klub putra.

24 tahun kemudian, dia memenangi 11 gelar juara Prancis dan empat trofi Liga Champions tetapi deretan trofi itu belum lengkap tanpa gelar juara dunia dan tahun ini dia memimpin tuan rumah Prancis dalam kampanye merebut gelar juara Piala Dunia yang mulai dimainkan Juli mendatang.

Menjadi satu-satunya wanita dalam 30 tokoh berpengaruh dalam sepak bola Prancis versi L'Equipe, Henry adalah salah satu gelandang bertahan terbaik di dunia.

"Sepak bola membuat aku menjadi wanita, sepak bola membantuku membangun identitasku," kata perempuan berusia 29 tahun itu kepada TV5 Monde.

Perjalanan dari umur lima tahun bermain di klub-klub putra sampai menjadi kapten Les Bleues wanita, adalah jalan yang tidak mudah dilalui oleh siapa pun pesepak bola profesional wanita.

Di OSM Lomme, klub yang dia bela sejak usia 11 tahun setelah tim lain menolak karena status gendernya, Henry harus berjuang mendapatkan tempat mengingat dia menjadi satu-satunya perempuan.

"Anda harus mendapatkan respek di lapangan dan sering harus berbuat lebih keras dibandingkan mereka (pemain-pemain putra)," kenang dia seperti dikutip Reuters.

Itu terjadi sebelum dia berusia 15 tahun ketika untuk pertama kalinya dia memainkan pertandingan khusus wanita di Henin-Beaumont sebelum bergabung dengan akademi sepak bola Prancis di Clairefontaine di pinggiran kota Paris.

Menjadi pesepak bola wanita Prancis berbayaran paling mahal, Henry bergabung dengan Lyon pada 2007 tetapi di sana dia nyaris mengakhiri karir setahun kemudian karena masalah lutut.

"Saya kira saya akan perlu kaki prostetik ketika saya pensiun," kata dia berseloroh.

Satu musim di Portland di mana dia menjuarai Liga Nasional Sepak Bola Wanita pada 2017, telah mengajari dia bagaimana melindungi diri dengan lebih baik di liga yang lebih dari sekadar mengandalkan fisik seperti di Eropa.

Henry mengawali debut internasionalnya pada 2009 tetapi sempat dikeluarkan karena sejumlah alasan oleh pelatih Bruno Bini yang mencampakkan dia dari timnas Prancis yang menempati urutan keempat pada Olimpiade London pada 2012.

Kabarnya, masalah pribadi dengan seorang rekan satu tim telah membuat Bini harus mencampakkan Henry, namun kabar itu tak pernah terkonfirmasi.

Dia turun gunung pada 2013 dan sejak itu menjadi salah satu nama-nama pertama dalam daftar tim di bawah pelatih sekarang Corinne Diacre yang memberinya band kapten pada 2017.

Henry kini berkesempatan melunasi kepercayaan yang diberikan Diacre dengan memimpin negara merengkuh gelar juara dunia pertama untuk Prancis.

Baca juga: Korsel siap buat kejutan di Piala Dunia Putri 2019

Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2019