Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta kalangan perempuan agar melakukan kegiatan nyata yang disertai etos kerja dan produktivitas tinggi, demi memutus mata rantai kemiskinan kaum wanita. "Saya meminta kaum perempuan meningkatkan tekad mengisi pembangunan di era kebangkitan, bukan hanya sebagai pelengkap, tetapi juga menjadi yang utama memajukan kehidupan bangsa," kata Presiden Yudhoyono, saat memberi sambutan pada Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-79 Tahun 2007, di Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Selasa. Menurut Kepala Negara, untuk mencapai tujuan dan pengabdian kaum perempuan tersebut, pemerintah terus melakukan perlindungan, pemberdayaan, memajukan kaum perempuan ("protection, empowerment and promotion"). Dijelaskan oleh Kepala Negara, peran kaum perempuan dari masa ke masa terus terlihat dalam perjalanan bangsa, terutama di bidang sosial politik. "Semua itu harus didorong dengan konstitusi yang tidak diskriminatif terhadap kaum perempuan, tidak bias jender dan adil," kata Presiden. Dalam perkembangannya, saat ini telah banyak perempuan yang berpendidikan tinggi. Tentu ini jadi modal atau aset membangun negeri ini, kata Presiden. "Harus diakui saat sudah banyak perempuan yang memberdayakan diri sendiri bahkan menolong kaumnya, namun masih terus perlu pembelajaran kepribadian untuk meningkatkan kemampuan pribadinya ("self improvement")," tegas Presiden. Pada PHI tahun 2007 dengan Tema "Kita Tingkatkan Persatuan, Etos Kerja dan Produktivitas Perempuan untuk Menanggulangi Kemiskinan dan Ketertinggalan Guna Mewujudkan Rakyat Indonesia yang Sejahtera" itu Kepala Negara menyematkan tanda penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya. Anugerah Parahita Ekapraya adalah penghargaan untuk pejabat yang peduli terhadap keselamatan/kesejahteraan orang dalam konteks kebersamaan antara laki-laki dan perempuan. Penghargaan diberikan kepada para Gubernur atau kepala daerah, yaitu Jawa Tengah, Kalimantan Barat, Jawa Timur, Lampung, Sumatra Utara, Sulawesi Utara. Selanjutnya kepada para Bupati, yaitu Bupati Kabupaten Brebes, Kab . Lampung Selatan, Kab. Wonosobo, Kab. Sragen, Kab. Probolinggo, dan kepada Walikota Magelang, Sementara itu, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, Meutia Hatta Swasono memberikan penghargaan kategori Kecamatan Sayang Ibu yang dimenangi Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur. Kategori Pengelola RS Sayang Ibu dan Bayi, diberikan kepada RSUD Jend Ahmad Yani, Metro, Provinsi Lampung. Kategori Pengelola Perusahaan Pembina Nakerwan Terbaik, diraih PT Warahmah Biki Makmur, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Pengelola Bina Keluarga Balita (BKB), diberikan Hj Anita Amri Tambunan, Kec Lubuk Pakam, Sumatera Utara. Kelompok Bina Keluarga Balita Terbaik, BKB Husada Kasih, Kecamatan Boyolali, Jawa Tengah. Sedangkan penghargaan peserta Keluarga Berencana (KB) Lestari diserahkan kepada Syahariah/Syahrial (KB selama 20 tahun), dari Desa Lopok, Kecamatan Lopok, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kategori Pemberian Akte Kelahiran Bebas Bea dimenangi Bupati Ogan Komering Ilir, Kabupaten OKI, Sumatera Selatan. Penghargaan sebagai mendorong prakarsa aktif dan menumbuhkan komitmen pemerintah daerah dalam penyusunan kebijakan program dan kegiatan yang responsif jender, kata Meutia. Di bidang pengentasan kemiskinan, kata Meutia, keterlibatan perempuan dalam upaya ekonomis produktif melalui payung kebijakan Peningkatan Produktivitas Ekonomi Perempuan dan pengembangan model Desa Prima, yang dapat memutus rantai kemiskinan pada kaum perempuan. "Di bidang pendidikan motivasi untuk menyelesaikan wajib belajar sembilan tahun, mencegah "drop-out" bagi anak perempuan dan pemberantasan buta aksara perempuan usia produktif, demi peningkatan kualitas kesejahteraan," kata Meutia. (*)

Copyright © ANTARA 2007