Jakarta (ANTARA) - Terminal Terpadu Pulogebang bekerja sama dengan Dinas Sosial akan menyiapkan fasilitas bantuan untuk calon pemudik yang menjadi korban kejahatan di terminal bus yang terletak di Jakarta Timur tersebut.

"Kami bekerjas ama dengan Dinas Sosial untuk mengakomodir warga yang tidak punya uang untuk pulang ke kampung halaman atau terlantar di terminal ini, biasanya korban pencopetan," ujar staf operasional Terminal Pulogebang, Arief Rahmanda di Jakarta Timur, Kamis.

Bantuan tersebut disiapkan meski pada tahun sebelumnya jumlah pemudik yang terlantar di Terminal Pulogebang tidak terlalu besar. Namun fasilitas tersebut tetap disiapkan untuk membantu masyarakat yang terkena bencana.

"Jumlahnya tidak signifikan. Tapi instansi pemerintah tetap memaksimalkan upaya bantuan, pelayanan. Jadi meski angkanya tidak signifkan akan tetap kami siapkan, jika ada kasus seperti itu," ungkap Arief.

Pihak pengelolaTerminal Pulogebang memprediksi akan terjadi lonjakan penumpang beberapa hari sebelum Lebaran dengan puncaknya akan terjadi pada H-5 dan H-4. Diperkirakan volume penumpang akan melebihi rekor 11.000 orang yang terjadi pada 2018.

"Tahun lalu puncak penumpang itu 11.000, hampir 12.000. Tahun ini kami perkirakan akan ada kenaikan 8 sampai 12 persen," kata Arief.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, pengelola Terminal Pulogebang bekerja sama dengan pihak keamanan seperti TNI dan Polisi serta dinas dan kementerian terkait untuk memastikan pemudik tidak mengalami gangguan yang berarti.

Pengelola Terminal Terpadu Pulogebang juga memastikan keamanan kawasan tersebut bagi pemudik dengan menempatkan personel pengamanan gabungan dalam jumlah yang memadai.

"Kita memang fokus ke peningkatan keamanan dan pelayanan kepada masyarakat. Aparat yang akan berjaga sekitar 35 orang, gabungan dari Polri, Dinsos, Kemenkes," ujarnya.


 

Pewarta: Sri Muryono dan Prisca Triferna
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019