Sekitar 10 juta liter air siap disalurkan ke warga masyarakat terdampak kekeringan untuk tahun ini. Dropping air sendiri akan diberikan kepada wilayah yang sebelumnya telah mengajukan permohonan.
Gunung Kidul (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan segera melakukan dropping air bersih untuk menindaklanjuti perihal dampak kekeringan yang semakin meluas sejumlah desa di wilayah ini.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul Edy Basuki di Gunung Kidul, Jumat (17/5), mengatakan pemkab akan segera melakukan dropping air bersih ke sejumlah wilayah yang terdampak bencana langganan di Gunung Kidul.

"Sekitar 10 juta liter air siap disalurkan ke warga masyarakat terdampak kekeringan untuk tahun ini. Dropping air sendiri akan diberikan kepada wilayah yang sebelumnya telah mengajukan permohonan," kata Edy.

Ia mengatakan pihaknya telah menyiapkan 2.000 tangki yang akan disalurkan ke sejumlah wilayah. Proses distribusi sendiri nantinya akan menggunakan tujuh truk tangki yang dimiliki BPBD. Kalau satu tangki berisi air sebanyak 5.000 liter, maka diperkirakan ada 10 juta liter air bersih akan disalurkan kepada masyarakat.

"Penyaluran bantuan nantinya kami berikan sesuai dengan permintaan yang diajukan masing-masing desa,” ujar Edy.

Ia menambahkan dropping air bersih ke masyarakat akan dimulai pada akhir Mei 2019. BPBD tengah melakukan pendataan terkait desa-desa yang telah mengajukan permohonan dropping air.

"Saat ini sudah ada desa di wilayah Panggang dan Purwosari yang mengajukan bantuan air bersih ke kecamatan,” kata Edy.

Dari hasil koordinasi dengan kecamatan, untuk bulan ini yang sudah siap menyalurkan dropping air yakni Kecamatan Rongkop. Sementara untuk bulan berikutnya adalah Kecamatan Girisubo, Paliyan, Panggang Tepus, dan Ponjong. Menurut Edi, pihaknya juga mendapat informasi bahwa masyarakat saat ini telah membeli air secara mandiri menggunakan tangki.

"Di beberapa titik juga sudah ada warga yang membeli dari tangki swasta seharga ratusan ribu per tangkinya,” katanya.

Ketika disinggung mengenai lamanya musim kemarau yang akan melanda Gunung Kidul, Edi mengaku belum mengetahui secara pasti. Hal ini lantaran BPBD Gunung Kidul belum melakukan koordinasi lanjutan dengan BMKG. Kalau nantinya sudah melakukan koordinasi maka akan dilakukan langkah selanjutnya.

“Info terakhir yang saya terima saat ini sudah memasuki musim pancaroba,” imbuhnya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: Ridwan Chaidir
Copyright © ANTARA 2019