New York (ANTARA) - Saham-saham di Bursa Wall Street, Amerika Serikat (AS) ditutup lebih rendah pada hari Jumat sore (Sabtu pagi WIB) karena investor menimbang data ekonomi utama terhadap prospek perdagangan global.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 98,68 poin atau 0,38 persen menjadi 25.764,00. Indeks S&P 500 turun 16,79 poin atau 0,58 persen menjadi 2.859,53. Demikian pula dengan Indeks Komposit Nasdaq turun 81,76 poin atau 1,04 persen menjadi 7.816,28.

Indeks sentimen konsumen yang dilansir Universitas Michigan pada Mei naik ke 102,4, tertinggi dalam 15 tahun, dari April sebesar 97,2. Ini lebih tinggi dari perkiraan ekonom.

"Konsumen memandang prospek ekonomi secara keseluruhan jauh lebih baik, dengan prospek ekonomi untuk jangka pendek dan dekat mencapai level tertinggi mereka sejak 2004," menurut laporan itu.

Namun, kenaikan sebagian besar dicatat sebelum pembicaraan perdagangan China-AS yang menunjukkan lebih banyak ketidakpastian.

Amerika Serikat tiba-tiba mengumumkan keputusan pada 10 Mei untuk menaikkan tarif tambahan atas impor China senilai 200 miliar dolar AS dari 10 persen menjadi 25 persen.

Langkah tak terduga mendorong China untuk mengadopsi kebijakan serupa dengan menaikkan tarif tambahan yang dikenakan pada beberapa produk AS yang diimpor mulai 1 Juni.

Gedung Putih pada hari Rabu (15/5/2019) mengeluarkan perintah eksekutif untuk melarang peralatan telekomunikasi buatan luar negeri yang dianggap Washington sebagai "risiko yang tidak dapat diterima."

Menyusul berita tersebut, harga saham perusahaan semikonduktor dan peralatan telekomunikasi turun. Qualcomm, Micron Technology, dan Qorvo masing-masing turun 1,58 persen, 3,35 persen, dan 6,14 persen pada Jumat.
Baca juga: Bursa Wall Street ditutup lebih tinggi dalam tiga hari beruntun
 

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019