Cilacap (ANTARA) - Perjalanan mudik adalah hal yang lazim dilakukan ketika jelang Ramadhan. Dengan jarak tempuh yang jauh tentu saja banyak menguras aktivitas fisik selama perjalanan. Jika mudik menggunakan kendaraan pribadi, maka tidak ada salahnya mencoba wisata kuliner sebagai salah satu relaksasi selama perjalanan.

Ada beberapa kategori saat orang biasanya dalam menentukan kuliner, di antaranya adalah rasa, penampilan, keunikan, ke-khas-an dan harganya tentu saja. Tim ANTARA melakukan perjalanan menyisir jalur Pantura hingga jalur selatan Jawa, untuk menjelajah kuliner lokal dengan kategori murah atau ramah di kantong selama perjalanan.

Jika minim budget yang dibawa oleh pemudik, dengan hanya Rp15.000 bisa dapat apa saja di sepanjang perjalanan mudik ke Jawa?

Sate Maranggi
 
Wisata kuliner di kawasan dekat Pantura (Afut syafril)


Tim sempat singgah ke kota Purwakarta, Jawa Barat untuk mencicip Sate Maranggi Haji Yetty. Sate Maranggi populer di kalangan pengguna jalan di kawasan Cikopo hingga Purwakarta, walau tidak dekat dengan jalur tol Trans Jawa.

Sate Maranggi Haji Yetty terletak di dekat wisata water park Maranggi. Pengunjung perlu keluar tol Cikopo jika dari arah Jakarta. Kemudian belok kanan ke arah Purwakarta.

Sekitar empat kilometer dari pintu tol Cikopo, Sate Maranggi dapat ditemukan di sebelah kanan jalan. Tempatnya luas, lebih luas dari lapangan sepak bola. Pengunjung akan duduk di atas kursi dan meja panjang yang bisa diisi hingga 14 orang per meja.

Satu tusuk sate Maranggi dilabeli harga Rp5.000. Sajian Sate Maranggi dihidangkan bersama dengan irisan tomat dengan cabai rawit pedas. Nasi akan dibungkus dengan daun pisang, untuk menjaga kehangatan serta harum dari nasi yang tanak.

Tidak hanya menjual sate, namun ada menu lainnya yang tidak jauh dari daging, sebut saja sop kambing, dan juga aneka macam camilan gorengan.

Baca juga: Rest area Tol Ngawi-Kertosono sediakan kuliner makanan khas

Telur Asin Bakar
 
Wisata kuliner di kawasan dekat Pantura (Afut syafril)


Menuju sedikit ke arah timur, Brebes menjadi kota pemberhentian selanjutnya. Sudah menjadi ikon kota Brebes sejak lama, yaitu telur asin. Tidak sekadar telur asin, namun Brebes menawarkan sajian khasnya yaitu telur asin bakar. Kulit telur nampak legam terpanggang, perbedaan dengan telur asin biasa selain warna kulit adalah aroma dari kematangan telur tersebut.

Telur asin bakar per satuannya dihargai antara Rp3000 sampai Rp4000, tentu saja untuk lebih nikmat telur asin bakar bisa disantap dengan nasi sebagai pokok dan sedikit sayuran. Hanya Rp12.000, pemudik bisa menikmati telur asin bakar dengan nasi dan sayur lengkap dengan teh hangat sebagai penutup sajian tersebut. Apabila pemudik tidak ingin keluar tol trans Jawa, tidak perlu khawatir. Sepanjang rest area Cipali banyak tersaji makanan dari bakal bebek tersebut.

Baca juga: Ikan asap jadi kuliner favorit di jalur pantura Probolinggo

Soto Kwali
 
Wisata kuliner di kawasan dekat Pantura (Afut syafril)


Bagi penyuka jenis makanan berkuah, Soto Kwali bisa menjadi salah satu sajian pengusir lapar yang manjur. Makanan ini merupakan khas dari Solo di mana perbedaan dengan soto biasa adalah kuahnya berwarna kekuningan dengan ada sensasi sedikit manis di ujung lidah. Kandungan protein juga melibatkan peran ayam di mangkuknya.

Satu porsi Soto Kwali dibanderol harga Rp15.000.

Baca juga: Menu mudik klasik rica-rica entok di Purworejo

Nasi Liwet
 
Wisata kuliner nasi liwet di kawasan Solo (Afut syafril)


Khas tradisional Solo, makanan ini memiliki nilai kearifan lokal yang tinggi, karena biasa disajikan dengan perlengkapan makan klasik, seperti gentong, kendi dan biasa disajikan dengan cara lesehan. Keunggulan menu makanan ini adalah pada nasinya yang gurih dan lembut.

Tidak banyak sayur dalam makanan ini, hanya biasa terdiri dari potongan sedikit ayam, telur rebus dan tambahan kerupuk dilengkapi dengan sambal. Menu ini banyak dijumpai di pinggiran kota Solo dengan penyajinya biasa memakai jarik, atau kain batik. Satu porsi makanan ini berharga Rp10.000 dengan teh manis hangat Rp2.000.

Tidak jarang pembeli makan hingga dua porsi karena penyajiannya di malam hari membuat suasana makan menjadi lebih nikmat, dengan suasana keakraban kota Solo.

Baca juga: Warung dadakan jadi tujuan wisata kuliner pemudik

Nasi Godok

Nasi Godok, atau bahasa Indonesia-nya adalah Nasi Rebus, terdengar aneh mengingat kata rebus identik dengan air panas. Benar saja, nasi rebus merupakan bentuk lain dari sajian nasi goreng. Jika nasi goreng dimasak serta disajikan dalam bentuk kering, lain hal dengan Nasi Godok, maka akan terasa nasi goreng namun memiliki kuah dalam piringnya. Kuah tidak ada bumbu khusus, layaknya memasak nasi goreng biasa hanya diguyur air panas ketika memasaknya, maka jadilah Nasi Godok atau Nasi Rebus.

Hal lain dari makanan nasi godok atau nasi goreng Jawa lainnya adalah, cara memasaknya menggunakan arang, bukan api dari kompor gas atau lainnya, namun bara arang. Pilihan arang ini diyakini membuat masakan lebih matang meresap karena panas yang dihasilkan lambat tapi merata. Berbeda dengan api yang langsung panas dengan periode yang cepat.

Satu porsi Nasi Godok ini adalah Rp12.000 dengan sajian teh hangat manis cukup menambah Rp2.000. Makanan ini bisa ditemukan di wilayah Yogyakarta, Kebumen dan Cilacap.

Baca juga: Mudik sembari berwisata kuliner di Sumatera

 
 

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019