Surabaya (ANTARA) - Mencair sudah kemacetan di sejumlah titik jalur Surabaya menuju ke Kota Malang, Jawa Timur, setelah Presiden RI Joko Widodo secara resmi membuka akses tol Pandaan-Malang sepekan lalu, dan akses kedua kota itu kini bisa ditempuh hanya 1,5 jam melalui tol, dari biasanya 2-3 jam.

Keberadaan tol Pandaan-Malang telah memotong sejumlah jalur yang menjadi langganan macet akses kedua kota itu, antara lain di kawasan Taman Dayu, Pandaan, Pasar Lawang, Singosari, Karanglo, hingga masuk Kota Malang, Jawa Timur.

Kawasan-kawasan itu menjadi titik beku kemacetan yang susah mencair apabila datang momen akhir pekan, liburan atau mudik/balik Lebaran, bahkan jarak kedua kota tersebut pernah dicapai dengan waktu paling lama 5-6 jam lebih, saat terjadi peningkatan volume kendaraan pada momen tersebut.

Seperti layaknya Jakarta-Bogor, demikian pula kawasan Surabaya-Malang yang selalu menjadi rutinitas warga Ibu Kota Provinsi Jatim untuk menghabiskan akhir pekannya di kawasan pegunungan Malang Raya, dan dengan adanya akses tol Surabaya hingga tersambung Malang, masyarakat telah semakin mudah menjangkaunya.

Tol Pandaan-Malang yang baru diresmikan terbagi dari 5 seksi, 1 sampai 3 seksi di antaranya telah beroperasi secara resmi gratis selama arus mudik Lebaran, sedangkan seksi 4 dijadwalkan akan beroperasi secara fungsional pada mudik Lebaran 2019, dan seksi 5 masih dalam proses penyelesaian, dengan target penyelesaian akhir untuk seksi 4-5 pada November 2019.

Tol yang disebut juga sebagai salah satu "tol terindah" di Indonesia karena dihimpit Gunung Semeru di sisi timur, Gunung Arjuno sisi barat, ditambah Gunung Penanggungan itu menjadi salah satu akses yang paling ditunggu masyarakat, khususnya membantu arus mudik 2019, sebab beban kendaraan di jalur utama non-tol antara Surabaya-Malang sudah sangat berat.

Disamping itu, jalur utama non-tol kedua kota itu juga belum ada rencana pelebaran jalan selama kurun 10 tahun terakhir, dan masih menggunakan empat lajur, dua lajur mengarah ke Malang, dua lajur mengarah sebaliknya Surabaya.

Akibatnya, ketika memasuki kawasan padat seperti Pasar Lawang kemacetan tak bisa dihindarkan, belum lagi beberapa kawasan yang dilintasi jalur kereta api, seperti di Purwosari dan Singosari, sehingga kata macet menjadi hal yang biasa setiap akhir pekan.

Oleh karena itu, tersambungnya tol dari Surabaya langsung menuju kawasan Karanglo, Malang, ini menjadi salah satu penutup dahaga kemacetan sepuluh tahun terakhir dari kawasan yang padat tersebut.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan Jalan Tol Pandaan-Malang sudah dinantikan masyarakat sejak lama, sehingga pemanfaatannya diharapkan akan mendukung kelancaran arus mudik Lebaran 2019.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga mengatakan, kemacetan kerap kali terjadi pada saat akhir pekan dan libur panjang, dan dengan akses tol diyakini mampu mengurangi kepadatan di jalan penghubung antara Malang dan Surabaya sebesar 70 persen.

"Akan memberikan dampak luar biasa, kira-kira 70 persen dari total kendaraan bisa melewati tol ini," kata Khofifah.

Ia menyebutkan, dalam kondisi normal kurang lebih ada sebanyak 65.000 kendaraan yang melakukan perjalanan dari Surabaya ke Malang, maupun sebaliknya. Dengan adanya akses tol diperkirakan sebanyak 45.000 kendaraan akan menggunakan jalan bebas hambatan itu.

"Kira-kira 70 persen nanti akan bisa melewati tol ini, jadi kurang lebih 45.000 kendaraan akan mengurangi kepadatan. Tol ini untuk mempermudah mobilitas, barang, jasa, dan lainnya," katanya.


Kunci Sukses Mudik

Euforia masyarakat dengan tersambungnya akses tol Surabaya langsung menuju Malang itu terlihat saat jalur mulai berfungsi sehari setelah diresmikan, dan total kendaraan yang melintas sesuai data Jasa Marga mencapai 27.163 kendaraan pada Rabu, (14/5) dari pukul 07.00 WIB hingga 23.59 WIB.

Sejumlah kendaraan besar, kecil dan beberapa angkutan umum atau pariwisata langsung tancap gas lurus tanpa harus berbelok keluar gerbang Tol Pandaan, seperti sebelumnya.

Humas Jasa Marga Tol Surabaya-Gempol, Agus Tri Antyo mengakui, beroperasinya akses Pandaan-Malang membuat sejumlah ruas jalan non-tol tampak lengang, tidak seperti sebelumnya.

Sejumlah titik, kata dia, beban kendaraan besar dan roda empat juga tampak berkurang, hanya roda dua dan beberapa angkutan umum yang masih melintas menggunakan akses jalan non-tol.

Ramainya akses tol itu juga tidak terlepas dari belum adanya tarif bagi pengendara yang melintas di kawasan itu alias gratis, hal itu sesuai dengan pidato Presiden Joko Widodo yang meminta agar digratiskan sampai usainya arus mudik Lebaran 2019.

"Gratis, supaya mudik semakin lancar tidak membebani masyarakat, ini pas mau Lebaran saja," kata Jokowi saat meresmikan Tol Pandaan-Malang di Gerbang Tol Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Meski gratis, tentunya tidak boleh ditanggapi dengan cara berlebihan dan langsung "menggeber" gas kendaraan untuk melaju cepat di atas jalan bebas hambatan tersebut.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau pengendara yang menggunakan kendaraan pribadi, membatasi kecepatan di bawah 100 kilometer per jam di sepanjang tol.

“Untuk pemudik diimbau mengemudi tidak lebih dari kecepatan 100 kilometer per jam,” kata Budi.

Berdasarkan catatan Jasa Marga Pandaan Malang selama sepekan usai diresmikannya tol yang memiliki panjang 38,5 kilometer itu telah terjadi tiga kecelakaan, seperti pada Sabtu (18/5) satu unit minibus terlibat kecelakaan usai menabrak dump truk bagian belakang sekitar pukul 16.30 WIB di Km 77 200.

Sebelumnya, kecelakaan pertama terjadi pada Rabu (15/5) saat sebuah mobil menabrak beton pembatas di Kilometer 86 Singosari, sedangkan kecelakaan yang kedua terjadi pada hari yang sama di Kawasan Purwosari, namun demikian beruntung masih belum ada korban jiwa.

Kepala Unit Laka Polres Malang, Ipda Agus Yulianto membenarkan kecelakaan terjadi disebabkan pengendara melampaui batas maksimal laju kendaraan yang ditentukan, sehingga tidak mampu mengontrol saat terjadi kesalahan.

Oleh karena itu, ia mengimbau kepada masyarakat agar selalu mematuhi rambu rambu lalu lintas dengan memperhatikan batas kecepatan kendaraan ketika melewati Tol Malang-Pandaan, yakni maksimal 80 kilometer per jam.

Diakui atau tidak, keberadaan akses tol dimana pun lokasinya jelas mempermudah akses pengendara, karena sifatnya yang bebas hambatan, namun demikian kebebasan itu harus disikapi dengan bijak, salah satunya tetap mengontrol kecepatan agar tidak melebihi batas maksimum.

Karena, kecepatan bukanlah ukuran pengendara itu mahir atau tidak dalam berkendara di jalan tol, melainkan keselamatan menjadi kunci suksesnya pengendara sampai di tujuan. Salam keselamatan mudik 2019.*


Baca juga: Pengoperasian Tol Pandaan-Malang tak turunkan penumpang kereta api

Baca juga: Hari pertama beroperasi 27.163 kendaraan melintasi Tol Pandaan-Malang


Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019