Bengkulu (ANTARA News) - Gubernur Bengkulu Agusrin Maryono Najamuddin mengaku yakin prediksi paranormal Brazil, Jucelino Nobrega da Luz, yang menyebutkan pada Minggu (23/12) akan terjadi gempa berkekuatan 8,5 pada skala Richter (SR) yang diikuti tsunami, tidak akan terbukti. "Saya yakin hari ini tidak akan terjadi gempa dan tsunami, dan saya juga minta masyarakat untuk menyakini kalau isu itu tidak benar dan jangan dipercaya," kata Agusrin di Bengkulu, Minggu. Menurut dia, Jucelino bukan seorang ahli gempa, dia hanyalah guru sekolah setingkat SMU dan dukun, jadi apa yang dikatakannya jangan dipercaya. Kalaupun nanti memang benar-benar terjadi gempa, menurut dia itu bukan karena analisis ataupun ramalan dari Jucelino, tetapi Tuhan memang telah menakdirkan musibah itu harus terjadi. Namun demikian, ia menyambut positif respon kewaspadaan yang ditunjukan masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya gempa dan tsunami tersebut. "Dengan kesiapsiagaan seperti ini, maka ketika terjadi gempa dan tsunami masyarakat dapat menghadapinya dengan tenang, dan tahu apa yang harus dilakukan dalam upaya menyelematkan diri dan keluarganya," katanya. Walikota Bengkulu Ahmad Kanedi menjelaskan banyak hal positif yang dapat diambil dari sikap masyarakat yang kini siaga dalam menghadapi kemungkinan terjadinya gempa dan tsunami pada 23 Desember ini. "Ini bukti masyarakat kita sudah responsif. Ke depan kita memang sudah memprogramkan untuk menjadikan warga Kota Bengkulu sebagai masyarakat siaga bencana," katanya. Warga Bengkulu kini diliputi kekhawatiran menyusul adanya isu gempa dan tsunami yang dilontarkan Jucelino. Isu tersebut telah membuat warga takut, dan hingga saat ini sekitar 300 ribu telah berada di pengungsian. Ketakutan itu tidak terlepas dari kondisi jiwa masyarakat yang memang masih traumatik akibat gempa 7,9 SR yang terjadi pada 12 September 2007. (*)

Copyright © ANTARA 2007