Kudus (ANTARA) - Pabrik Gula (PG) Rendeng Kudus, Jawa Tengah, pada musim giling 2019 menargetkan tingkat produksi gula sebanyak 12.700 ton, kata Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IX Iryanto Hutagaol.

"Sementara jumlah tebu yang ditargetkan bisa digiling tahun ini sebanyak 170.000 ton tebu," ujarnya ditemui di sela-sela selamatan giling tebu PG Rendeng Kudus, Selasa.

Dari ratusan ribu ton tebu yang ditargetkan bisa digiling, kata dia, tersebar di sejumlah daerah dengan luas lahan mencapai 2.265 hektare.

Sementara kapasitas giling tebu setiap harinya, kata dia, dengan mesin baru yang dikombinasi dengan mesin lama mencapai 2.665 ton tebu.

Ia mengatakan PG Rendeng saat ini sedang dalam tahap revitalisasi, termasuk mesin penggilingan yang belum rampung dilakukan.

Meskipun sudah ada mesin baru, kata dia, mesin lama masih digunakan sebelum semuanya selesai.

Untuk program revitaliasi PG Rendeng tersebut, mendapatkan suntikan modal sebesar Rp250 miliar.

Dengan adanya revitalisasi mesin giling PG Rendeng, diharapkan produktivitas bisa meningkat sehingga bisa mendapatkan keuntungan yang besar juga.

"Harapannya, bisa mendukung program swasembada gula sehingga nantinya tidak perlu impor untuk memenuhi kebutuhan gula pasir yang merupakan komoditas pokok masyarakat," ujarnya.

Selama empat tahun terakhir, pabrik gula milik pemerintah memang banyak masalah karena usianya yang tua dan alat tidak berfungsi baik.

Untuk perbaikan dengan mengandalkan dana sendiri, katanya, tidak akan mampu karena selama lima tahun terakhir merugi.

Program revitalisasi PG Rendeng direncanakan akan rampung pada Juni 2019, kemudian dilanjutkan dengan serangiakan pengujian.

"Selesai secara keseluruhan diperkirakan September 2019 sehingga kapasitas giling tebu setiap harinya bisa mencapai 4.000 ton per harinya," ujarnya.

Manajer PG Rendeng Agus Sulistyanto mengungkapkan tradisi ini merupakan bentuk permohonan keselamatan pada musim giling tahun ini.

"Mudah-mudahan tahun ini bisa memperoleh laba. Selain itu pendapatan petani juga bisa meningkat," ujarnya. 

Baca juga: Pemerintah diharapkan bantu petani kurangi biaya produksi gula

Baca juga: DPR dorong revitalisasi pabrik gula untuk kurangi impor

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019