Jakarta (ANTARA) - Rajawali Foundation dan Nodeflux memperkenalkan budaya bercerita kepada anak-anak yatim piatu dari sejumlah panti asuhan bertajuk “Kita Bercerita di Ramadhan Spesial” bertempat di Donkey Camp, Kemang Timur Raya.

"Kegiatan ini untuk memberikan edukasi kepada anak-anak, mendorong semangat dan menambah wawasan, membangun karakter, mempererat hubungan anggota keluarga, menyembuhkan trauma psikis, sekaligus menumbuhkan inspirasi positif untuk menatap masa depan," kata Senior Manajer Program Rajawali Foundation, Anugraha Dezmercoledi (Nuki) di Jakarta, Rabu.

Bercerita merupakan program yang diinisiasi oleh RF yang pada awalnya dilaksanakan sejak tahun 2014 sebagai gerakan yang melibatkan karyawan dan karyawati Grup Rajawali di dalam membudayakan kegiatan bercerita selama 10 menit setiap harinya kepada anak-anak.

Dalam perkembangannya kegiatan "Kita Bercerita" banyak bermitra keluar dan melibatkan pihak-pihak seperti korporasi, yayasan pendidikan, lembaga PAUD, komunitas anak, termasuk untuk penyembuhan trauma (trauma healing) untuk anak-anak korban bencana gempa bumi di Nusa Tenggara Barat, Oktober 2018 lalu.

Melalui kegiatan tersebut, anak-anak disentuh aspek emosional dan intelektualnya dengan metode terapi psikis melalui cerita dan permainan.

Manfaat yang besar dari bercerita, imbuh Nuki, tentunya sangat dibutuhan anak-anak yatim piatu penghuni panti asuhan. Oleh karena itu, di bulan Ramadan yang spesial ini, RF bersama Nodeflux berinisiatif menggelar kegiatan ini.

Hal tersebut sejalan dengan misi besar RF, yaitu memberi kontribusi kepada bangsa di ranah pendidikan, serta selaras dengan visi Nodeflux, yaitu menjadi katalis yang kuat dalam mendorong kemajuan teknologi untuk bangsa ini.

Sebanyak 30 anak yatim piatu di bawah usia 11 tahun diundang pada acara yang sekaligus untuk silaturahim dan buka puasa bersama tersebut.

“Kami juga akan membagikan buku “Kita Bercerita” kepada panti asuhan dan anak yatim piatu yang hadir, agar budaya bercerita akan terus berlanjut kelak di panti asuhan,” sambung Nuki.

Kecerdasan buatan

Sementara itu, Meidy Fitranto, CEO & Co-Founder Nodeflux menjelaskan, dalam kegiatan “Kita Bercerita di Ramadan Spesial” tersebut, Nodeflux juga akan memaparkan secara sederhana mengenai tema “Berkenalan dengan Artificial Intelligence (AI) dan Teknologi" kepada anak-anak yang hadir.

Sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi, Nodeflux memandang, pemahaman tentang Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan perlu disebarkan sejak dini.

AI, imbuh Meidy, merupakan revolusi teknologi yang sesungguhnya sudah hadir di keseharian kita. Dan, Nodeflux sebagai perusahaan rintisan (startup) vision AI pertama dan terbesar di Indonesia sudah mengimplementasikannya pada skala nasional dan diakui di level dunia.

“Nodeflux ingin tingkat kepercayaan diri Indonesia pada teknologi terus disebarluaskan, terutama tentang AI. Tidak hanya di level perguruan tinggi, tapi juga untuk sejak dini agar bisa menginspirasi mereka sebagai generasi penerus bangsa menghadapi perkembangan teknologi yang bergerak sangat cepat ini,” ujar Meidy.

Lebih jauh, Meidy mengatakan, Nodeflux ingin secara proaktif berkolaborasi dengan institusi dan komunitas yang memiliki visi berkontribusi di ranah pendidikan, seperti Rajawali Foundation. Hal ini langkah penting karena upaya mengharumkan nama baik bangsa di bidang teknologi dan pendidikan di kancah global membutuhkan gerakan bersama.

“Kami melihat ada banyak kesamaan visi, misi, dan semangat dalam program Kita Bercerita sebagai kampanye dalam mengedukasi anak-anak bangsa. Sehingga, apabila dikombinasikan dengan misi Nodeflux, diharap dapat memberikan kontribusi lebih bagi bangsa,” tuturnya.
 

Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019