Biak (ANTARA) - Kalangan warga Kabupaten Biak Numfor, Papua menyesalkan terjadinya aksi anarkis demo hasil penetapan pemilihan umum serentak 2019 di Kantor Badan pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Jakarta, Rabu.

"Tindakan anarkisme para pendemo menuntut hasil pemilu serentak sangat merugikan warga lain, ya aparat harus dapat mengusut dalang di balik aksi kekerasan dari peserta demo dengan aparat keamanan TNI-Polri," kata tokoh masyarakat Biak Yakobus Ayer di Biak, Rabu.

Ia mengakui sebagai warga Indonesia yang telah menyalurkan hak suara di pemilu serentak seharusnya tidak melakukan aksi anarkisme dengan melakukan perusakan dan pembakaran kendaraan dinas aparat keamanan.

Tomas Biak Ayer berharap aparat gabungan TNI-Polri yang bertugas mengamankan kantor Bawaslu dan KPU untuk bersikap tegas dalam menindak peserta demo yang anarkisme.

Sementara itu, tokoh masyarakat Biak lain Sem Swabra mengakui proses pemilu serentak yang sudah ditetapkan KPU pada 21 Mei 2019 harus diterima dengan sportif para peserta pemilu.

"Jika melakukan tindakan anarkisme sangat berdampak terhadap aktivitas keseharian warga ibukota, ya aparat gabungan TNI-Polri harus menindak pelakunya sesuai hukum yang berlaku," ujarnya.

Ia mengakui, sangat wajar jika aparat gabungan TNI-Polri bertindak tegas kepada pelaku anarkisme karena sangat mengancam stabilitas keamanan di ibu kota.

Hingga, Rabu malam pukul 20.45 WIT aktivitas warga Biak Numfor pasca-penetapan hasil pemilu oleh KPU 21 Mei 2019 tampak berlangsung aman dan kondusif.

Berbagai kegiatan warga seperti angkutan umum, pusat perbelanjaan, pelabuhan laut serta fasilitas umum lainnya tetap beroperasi normal melayani kebutuhan warga.

Berdasarkan data aksi kerusuhan pendemo hasil pemilu serentak di ibukota Jakarta berlangsung 21 Mei 2019 telah menelan korban enam warga meninggal dan 99 warga ditangkap aparat Kepolisian Republik Indonesia yang bersiaga mengamankan ibukota Jakarta pasca-penetapan pemilu oleh KPU.

 

Pewarta: Muhsidin
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019