Beijing (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Jepang, Yasuo Fukuda, dan PM China, Wen Jiabao, pada Jumat sepakat bekerja sama untuk meningkatkan hubungan bilateral, seiring dimulainya pembicaraan mereka di Beijing. Dalam penjelasan kepada pers pada awal pertemuan mereka, Fukuda mengungkapkan harapan untuk bekerja bersama China guna menciptakan masa depan bagi kawasan Asia maupun dunia. Wen dalam kesempatan itu mengatakan China dan Jepang telah memasuki "masa sangat penting" untuk lebih meningkatkan dan memajukan hubungan. "Jepang dan China sedang menghadapi kesempatan dan tanggung jawab besar," kata Fukuda di Balai Agung Rakyat. "Dengan memandang gambaran besar dunia, kami berharap dapat bekerja sama menuju terciptanya masa depan Asia dan dunia." Fukuda mengungkapkan harapan untuk mendapat jawaban dari Wen menyangkut permintaannya agar dapat bermain bisbol, dan mengenai hal itu Wen mengatakan, "hari ini juga akan saya jawab, saya tentunya sangat senang meluangkan waktu untuk bermain bisbol." Wen bermain bisbol bersama mahasiswa Universitas Ritsumeikan April tahun ini saat melakukan kunjungan untuk "mencairkan kebekuan" ke Jepang. Fukuda dan Wen dalam perundingan sepertinya akan sepakat dalam usaha-usaha kerjasama menangani perubahan iklim serta memajukan pertukaran pemuda antara kedua negara, kata para pejabat Jepang. Kedua pemimpin itu diharapkan mengungkapkan keinginan untuk memecahkan perselisihan bilateral mengenai minyak dan gas di Laut China Timur serta membicarakan denuklirisasi Korea Utara maupun masalah-masalah global seperti perubahan iklim. Fukuda, yang tiba pada Kamis bersama istri, Ny. Kiyoko, mengadakan kunjungan empat hari di China dan dijadwalkan bertemu Presiden Hu Jintao pada Jumat malam untuk membicarakan masalah-masalah yang sama namun dari perspektif yang lebih menyeluruh, kata para pejabat Jepang. China telah bersiap menyambut Fukuda dengan kehangatan yang belum pernah diperlihatkan kepada pemimpin Jepang pada masa sebelumnya. Hal ini untuk menekankan perbaikan atas hubungan yang pernah terganggu saat Jepang dipimpin perdana menteri Junichiro Koizumi, sehubungan kunjungan kontroversialnya ke Kuil Yasukuni, yang merupakan tempat penghormatan bagi militer Jepang pelaku perang dunia II. Jadwal kunjungan Fukuda juga berisi perlakuan khusus yang jarang bagi seorang perdana menteri Jepang, misalnya jumpa pers bersama dengan Wen sesudah mereka melakukan pertemuan, jamuan yang diselenggarakan oleh Hu, selain pidato Fukuda di suatu universitas serta yang akan disiarkan secara langsung oleh televisi China. Fukuda diharapkan bersama Wen dan Hu menegaskan niat untuk makin memajukan "hubungan yang saling menguntungkan berdasarkan kesamaan kepentingan strategis". Sebelumnya hal tersebut telah disepakati pada tahun lalu oleh pendahulu Fukuda, Shinzo Abe, dengan para petinggi China. Mereka juga diharapkan akan sepakat untuk terus berkoordinasi erat dalam perundingan enam pihak mengenai program nuklir Korea Utara. Fukuda diperkirakan akan meminta China untuk bekerjasama dalam menyelesaikan masalah yang sudah berlangsung beberapa dasawarsa yaitu penculikan warga Jepang oleh Korea Utara. Sumber-sumber diplomatik mengatakan Wen kemungkinan akan meminta Fukuda bersikap menentang referendum di Taiwan, yang ingin mengetahui apakah para penduduk mendukung "Taiwan" menjadi anggota PBB. Kunjungan Fukuda itu adalah yang pertama dilakukan perdana menteri Jepang semenjak Abe mengunjungi Beijing Oktober tahun lalu. Untuk memperdalam pemahamannya mengenai China, Fukuda dijadwalkan akan mengunjungi kawasan pembangunan ekonomi di Tianjin pada Sabtu dan berkunjung ke situs Warisan Dunia "Kuil dan Makam Confucius dan Rumah Peristirahatan Keluarga Kong" di Qufu, provinsi Shandong, Minggu pagi, sebelum terbang kembali ke Jepang, demikian laporan Kyodo News. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007