Karena faktor keamanan, Plaza Indonesia ditutup mulai Rabu 22 Mei jam 14.00 WIB hingga Jumat, 24 Mei dan mulai beroperasi normal seperti biasa pada hari Sabtu, 25 Mei 2019
Jakarta (ANTARA) - Pusat Perbelanjaan Plaza Indonesia menutup kegiatan operasionalnya hingga Jumat (24/5) karena faktor keamanan usai aksi 22 Mei di sekitar Kantor Bawaslu, Jalan Thamrin, Jakarta yang diwarnai insiden dari para peserta aksi.

Marketing Communication & Public Relationns Manager Plaza Indonesia Tommy Utomo mengatakan pusat perbelanjaan yang terletak di kawasan Bundaran HI tersebut menutup kegiatan operasionalnya sejak Rabu (22/5) pukul 14.00 WIB sampai Jumat, dan baru beroperasi normal pada Sabtu (25/5).

"Karena faktor keamanan, Plaza Indonesia ditutup mulai Rabu 22 Mei jam 14.00 WIB hingga Jumat, 24 Mei dan mulai beroperasi normal seperti biasa pada hari Sabtu, 25 Mei 2019," tulis Tommy dalam pesan singkatnya kepada Antara di Jakarta, Kamis.

Tommy mengatakan bahwa keputusan manajemen Plaza Indonesia untuk menutup kegiatan bisnisnya sudah disampaikan kepada pemilik toko atau tenant.

Pada Rabu lalu, Plaza Indonesia memang tetap membuka kegiatan bisnisnya meski pengunjung tak sebanyak saat kondisi normal. Namun, mal tersebut menutup lebih awal pukul 14.00 WIB dari yang biasanya pukul 22.00 WIB karena mengantisipasi kericuhan yang terjadi di sekitar Jalan Thamrin.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Mandey mengatakan kebijakan Plaza Indonesia untuk menutup kegiatan operasionalnya merupakan prosedur tetap (protap) yang diambil dari manajemen karena melihat kondisi keamanan di sekitar mol tersebut.

"Semua toko ritel modern dan perbelanjaan intinya akan terus berupaya hadir membuka toko untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, namun sesuai protap masing-masing, kegiatan bisnis pusat belanja dan ritel disesuaikan dengan kondisi yang berkembang. Asosiasi tidak mengatur itu," kata Roy.

Menurut Roy, aksi 22 Mei yang melumpuhkan sejumlah aktivitas perekonomian di Jakarta ini telah berdampak terhadap hilangnya transaksi dari masyarakat, apalagi jumlah konsumsi di bulan Ramadhan cenderung meningkat dibanding hari biasanya.

Selain itu, jalur distribusi untuk mengirimkan pasokan barang juga terganggu karena adanya penutupan jalan yang akhirnya mengganggu roda perekonomian.

"Sektor hilir dalam hal transportasi terganggu, sektor hulu seperti pabrik dan produsen juga terganggu karena mereka tidak bisa mengirim dan mengeluarkan barang," kata Roy.

Baca juga: Plaza Indonesia Film Festival 2019 berlangsung pada 14-17 Februari
Baca juga: Perdagangan di Jakarta ditaksir rugi Rp1,5 triliun akibat aksi massa

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019