Saat pasar saham mengalami tekanan, investor bisa mencari pendanaan atau berinvestasi di obligasi pemerintah maupun korporasi yang memiliki prospek positif
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Bahana Sekuritas Feb Sumandar menilai saat ini adalah waktu yang pas masuk ke pasar keuangan Indonesia karena imbal hasil dan keuntungan yang ditawarkan masih lebih baik dibandingkan negara lainnya.

"Saat pasar saham mengalami tekanan, investor bisa mencari pendanaan atau berinvestasi di obligasi pemerintah maupun korporasi yang memiliki prospek positif," ujar Feb saat diskusi dengan awak media di Jakarta, Kamis.

Selama empat bulan pertama tahun ini, beberapa indikator perekonomian belum memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan. Selama kuartal pertama, perekonomian tumbuh hampir sama dengan periode yang sama tahun lalu dan neraca perdagangan hingga akhir April kembali mencatat defisit.

Kendati demikian, prospek perekonomian Indonesia dalam jangka menengah panjang dinilai masih cukup menjanjikan terutama didukung oleh konsumsi rumah tangga.

Selama kuartal pertama 2019, Bahana Sekuritas telah mengantarkan Exim Bank, Maybank, dan PLN mencari pendanaan melalui penerbitan obligasi dan sukuk dengan total sekitar Rp7,75 triliun.

Di sisa tahun ini, Feb memperkirakan akan lebih banyak korporasi yang mencari pendanaan baik dengan menerbitkan saham maupun obligasi untuk menopang ekspansi usaha.

"Kami sangat berharap Otoritas Jasa Keuangan bisa menjaga keadaan tetap kondusif dan aman bagi semua pemain di pasar modal melalui regulasi yang adil bagi semua pihak," ujar Feb.

Bahana memperkirakan hingga akhir tahun akan ada potensi penerbitan surat utang lebih dari Rp20 triliun, penerbitan surat utang jangka menengah (Medium Term Notes) Rp7 triliun, empat korporasi berencana menjual saham perdana serta rencana untuk aksi merger dan akuisisi (M&A) masih akan berlanjut.

 

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019