Manokwari (ANTARA) - Kabupaten Manokwari, Papua Barat, saat ini sedang mengalami krisis listrik setelah pasokan dari Perusahaan Semen yang beroperasi di daerah tersebut kepada PLN berkurang.

Situasi ini sudah berlangsung sejak beberapa pekan terakhir. Pemadaman bergilir terpaksa dilakukan karena energi listrik yang dimiliki PLN setempat tidak mampu mencukupi seluruh kebutuhan.

Manager PLN Manokwari Sulisiyo, Kamis, mengatakan, suplay listrik dari PT SDIC Papua Cement Indonesia turun drastis pada beberapa hari terakhir. "Di saat waktu normal pasokan dari PLN sekitar 10 Mega Watt. Pasokan berkurang karena perusahaan membutuhkannya untuk aktivitas produksi," kata Sulisiyo.

Dalam pertemuan sebelumnya, pengurangan pasokan hanya akan dilakukan antara 2 hingga 4 MW. PT SDIC melayangkan surat pemberitahuan bahwa perusahaan terpaksa mengurangi kembali pasokan karena produksi energi PLTG perusahaan semen tersebut berkurang.

"Akhirnya kami hanya mendapat jatah antara 2 sampai 4 MW, karena listrik yang dihasilkan PLTG PT SDIC harus dipakai sendiri untuk menunjang operasi pabrik semen," katanya lagi.

Menyikapi kondisi tersebut, PLN berupaya mendatangkan mesin baru berkapasitas 10 MW untuk mengurangi ketergantungan terhadap perusahaan milik investor dari Tiongkok tersebut. "Kalau perjalanan lancar dijadwalkan mesin akan tiba di Manokwari besok (Jumat 24/5). Mudah-mudahan paling lambat 28 Mei mesin sudah bisa beroperasi," katanya menjelaskan.

Upaya lain yang dilakukan, lanjut Sulisiyo, PLN saat ini sedang membangun dua Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Gas (PLTMG) di Manokwari. Dua pembangkit tersebut akan menghasilkan 40 MW.

Sulisiyo optimistis, defisit daya yang kini terjadi Manokwari tidak akan berlangsung lama. Perlahan PLN terus berbenah agar stok energi di daerah tersebut melimpah.*


Baca juga: Di Manokwari penghitungan suara terancam pemadaman listrik

 

Pewarta: Toyiban
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019