Jakarta (ANTARA) - Satu pasien korban kericuhan 22 Mei atas nama Misan (37), warga kampung Cinyosog RT 01 RW 02, Desa Burangkeng, Kecamatan Setu, Bekasi, hingga Jumat belum ditemui keluarganya di RS Pelni Jakarta.

Rumah Sakit Pelni sudah berkoordinasi dengan kepolisian setempat untuk membantu mencari keluarga pasien yang menjadi korban kericuhan pada tanggal 22 Mei.

"Kami sudah informasikan kepada polisi ada satu pasien yang belum ada keluarganya," kata Direktur Rumah Sakit Pelni Jakarta dr. Dewi Fankhuningdyah saat ditemui ANTARA di ruang kerjanya, Jumat pagi.

Dewi menyebutkan 11 pasien korban kericuhan 22 Mei yang masih dirawat di RS Pelni. Dari jumlah itu, sebanyak 10 orang pasien sudah ada keluarganya yang datang.

"Kami sudah menanyakan nama dan alamatnya, kebetulan pasien tidak hafal nomor telepon keluarga yang bisa dihubungi," kata Dewi.

Dewi mengatakan bahwa pihaknya tidak membuat papan informasi pasien korban kericuhan 22 Mei karena jumlah pasien yang dirawat hanya 11 orang. Lagi pula, sebagian besar keluarga korban sudah diketahui.

Bagi warga yang ingin mengetahui keberadaan keluarganya dapat langsung menghubungi ruang informasi RS Pelni.

Sehari sebelumnya, Kepala Divisi Pengembangan RS Pelni dr. Didid Winnetouw mengatakan bahwa pascakericuhan 22 Mei, RS Pelni menerima 82 pasien korban kericuhan yang terjadi di sejumlah wilayah di DKI Jakarta. Dengan perincian, 61 orang luka ringan, 13 luka sedang, lima luka berat, seorang sakit nontrauma. dan dua orang meninggal dunia.

Korban yang meninggal dunia atas nama Abdul Aziz warga Jakarta Barat dan Bactiar Alamsyah warga luar Jakarta.

Awalnya korban yang meninggal dunia dirujuk oleh tim medis yang bertugas di lapangan ke RS Pelni. Korban diterima dalam kondisi sudah meninggal dunia.

Sesuai dengan arahan Dinkes DKI Jakarta, korban yang meninggal dunia dirujuk ke RS Polri.

Pewarta: Peserta Susdape XIX: Laily Rahmawaty
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019