Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), sedang berupaya untuk mencegah meluasnya serangan hama belalang kumbara ke wilayah lain di wilayah itu.

"Serangan ini masih terpusat di Kecamatan Pahunga Lodu. Pemerintah dan masyarakat sedang berupaya untuk mencegah agar tidak meluas ke wilayah lain," kata Bupati Sumba Timur, Gedeon Mbiliyora kepada Antara, Jumat.

Dia mengemukakan hal itu, menjawab pertanyaan melalui telepon genggam, terkait penanganan hama belalang di wilayah itu yang mulai menyerang tanaman petani.

Menurut dia, upaya pemberantasan bersama masyarakat terus dilakukan karena dikuatirkan hama belalang akan pindah ke wilayah lain, dan menyerang tanaman petani.

Dia juga mengharapkan dukungan dari seluruh masyarakat di wilayah itu, untuk bersama-sama pemerintah melakukan pemberantasan, karena pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya, serangan hama belalang ini terus meluas jika tidak segera diberantas.

Pelaksana Tugas (PLt) Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Migdon Abolla yang dikonfirmasi secara terpisah mengakui telah menerima laporan mengenai serangan hama belalang di Pulau Sumba.

Dia mengatakan, serangan hama belalang terhadap tanaman petani di wilayah itu sudah mulai berlangsung sejak April 2019.

Berdasarkan laporan sementara, hama belalang tersebut tersebar pada sekitar 30 tempat, dan telah merusak puluhan hektare tanaman pertanian milik petani di wilayah itu.

Mengenai bantuan penanganan, dia mengatakan telah mengirim tim ke lapangan untuk melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya.

Dari hasil koordinasi ini baru bisa dipastikan pola penanganan lapangan, serta kebutuhan peralatan serta obat-obatan yang diperlukan oleh petugas di lapangan nantinya.

"Tetapi kita ingin penanganannya lebih cepat, karena setiap saat hama ini terus berkembang," katanya. 

Baca juga: Mengenal para predator penjaga tanaman sawit

Baca juga: Hama wereng serang lahan persawahan di Flores

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019