Lamongan (ANTARA News)- Kerugian akibat banjir luapan sungai Bengawan Solo yang melanda 26 desa di Kecamatan Babat, Laren, Karangbinangun, Karanggeneng, dan Glagah, Lamongan, Jatim diperkirakan mencapai Rp25 miliar. Kabag Humas dan Protokol Pemkab Lamongan, Arief Wibawa, Selasa mengatakan banjir luapan sungai terpanjang di Jawa itu, merendam 4.457 rumah warga dengan ketinggian air berkisar 0,50-2 meter, 23 musalah, lima gedung SDN, satu SMPN dan satu unit bangunan pondok pesantren. Selain itu, banjir juga merusak areal tanaman padi seluas 804 ha, polowijo/jagung 486 ha, kenaf/serat karung 499 ha dan areal tambak seluas 496 ha, katanya. Sejak Selasa (1/1) pagi air mulai sedikit surut, tetapi kewaspadaan tetap dilakukan, mengingat ketinggian air di kawasan yang tergenang luapan banjir Bengawan Solo itu masih berkisar satu setengah meter. "Ada tiga desa yang terparah hingga sekarang ini yang memerlukan pertolongan, yaitu Desa Bulutigo, Mojoasem dan Konang Kecamatan Laren, ketinggian air di pemukiman warga itu mencapai dua meter," katanya. Ketinggian air banjir luapan Bengawan Solo di Laren, Lamongan sejak pagi mencapai puncaknya dengan ketinggian air pada papan duga 6,30 m (siaga III- kritis ), namun sampai pukul 18.00 WIB masih tercatat 6,24 meter, kata petugas posko Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Suyono.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008