Jakarta (ANTARA) - Kericuhan akibat aksi massa yang terjadi pada 22 Mei 2019 sempat menggerus kunjungan masyarakat pada hari pertama penyelenggaraan Pekan Raya Jakarta (PRJ) atau Jakarta Fair 2019.

"(Aksi massa 22 Mei) ada sedikit berpengaruh terhadap jumlah pengunjung. Hari ini jumlah pengunjung setidaknya turun sekitar 10.000 orang dari perklirakan," kata Direktur Pemasaran Jakarta Fair 2019, Ralph Scheunemann saat ditemui di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, pengunjung pada hari pertama ditargetkan sebanyak 40.000 kunjungan, namun jumlah tiket terjual pada 22 Mei hanya berkisar pada angka 30.000 lembar saja.

"Kita jauh hari sudah tentukan tanggal pembukaan 22 Mei, kita tidak tahu itu bertepatan dengan pengumuman KPU dan ada kericuhan," ujarnya.

Meski ada penurunan kunjungan pada hari pertama, pengelola PRJ tetap menargetkan total jumlah kunjungan tahun 2019 sama dengan 2018, yakni sebanyak 6,5 juta orang.

Pengelola memprediksi sepanjang gelaran PRJ, kunjungan pada hari biasa atau Senin-Jumat bisa mencapai 80.000-100.000 orang dan pada akhir pekan berkisar 140.000 orang.
Kondisi PRJ pada hari ketiga penyelenggaraan yang mulai ramai dikunjungi masyarakat, di JiExpo Kemayoran, Jumat (24/5/2019) (ANTARA/Boyke LW)

Pagelaran terbesar, dengan waktu terlama dan terlengkap se-Asia Tenggara ini memanjakan pengunjung dengan berbagai macam hiburan, pameran, serta jajaran kuliner yang menggugah selera.

Pesta rakyat ini telah dibuka sejak 22 Mei dan akan terus berlangsung selama 39 hari hingga 30 Juni 2019. Bahkan, pada saat hari raya Idul Fitri, PRJ akan tetap buka.

Pada hari Senin harga tiket masuk ditetapkan sebesar Rp25.000, Selasa hingga Kamis Rp30.000, dan Jumat hingga Minggu Rp40.000.

Untuk jam operasional, pada hari Senin hingga Kamis pukul 15.30 sampai 22.00 WIB, pada hari Jumat pukul 15.30 hingga 23.00 WIB, dan khusus Sabtu dan Minggu dibuka sejak pukul 10.00 hingga 23.00 WIB.

Pewarta: Satyagraha dan Boyke LW
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019