Kupang (ANTARA) - PT  PALIndonesia mengajukan proposal untuk menggarap pembuatan Rumah Sakit Terapung (RST) di Provinsi Nusa Tenggara Timur setelah sebelumnya pemerintah NTT merencanakan untuk mengadakan kapal RST di provinsi berbasis kepulauan itu.

Ketua Team Nasdec A.A. Masroeri dari Institut Teknologi Surabaya yang melakukan studi kelayakan soal rencana pembangunan RST tersebht dalam pemaparannya di hadapan gubernur NTT Viktor B Laiskodat di Kupang, Sabtu (25/5) mengatakan ada beberapa tahapan melalui studi kelayakan.

“Studi kelayakan diharapkan ada naskah akademis untuk mengetahui pentingnya keberadaan RST di NTT sesuai kondisi geografis dan spesifikasi teknis yang dibutuhkan. Dibutuhkan studi literatur karena di Indonesia belum ada aturan baku tentang RST ini. Diharapkan NTT jadi pionir dan percontohan tentang hal ini," kata Masroeri.

Proses studi kelayakan sendiri akan berlangsung selama kurang lebih 16 minggu atau setara dengan empat bulan.

Sementara itu, Kepala Divisi Pemasaran dan Penjualan Kapal PT PAL Iman Sulaiman, mengatakan keinginan Pemerintah Provinsi NTT untuk membuat RST sungguh sangat luar biasa.

Karena lanjut dia, biasanya klien PAL adalah Angkatan Laut dalam dan Luar Negeri atau swasta. Tapi untuk pertama kali, klien PT. PAL adalah Pemerintah Provinsi.

"Ini suatu kehormatan, kami bisa hadir di ruangan ini. Saya tadi melihat program ini, merinding. Kalau jadi, ini menarik sekali. Secara nalar, memang dengan topografi NTT yang terdiri dari 1.192 pulau dan 44 pulau berpenghuni, tentu akses pelayanan (kesehatan) sangat dibutuhkan," jelas Imam.

Menurutnya, Kapal RST dapat dimodifikasi sesuai keinginan dan hasil survei keinginan pembeli. Kecepatan bisa direduce atau dikurangi sehingga harga juga bisa dikurangi.

"Jenis Kapal yang ideal untuk RST adalah Landing Platform Dock (LPD) seperti jenis kapal perang amfibi. Dilengkapi dengan Landing Craft Utility (LCU) atau sejenis kapal kecil amfibi untuk jemput pasien di pulau-pulau yang tidak bisa disandari. Dan juga ada Helipadnya," jelas Imam.

Lanjut Imam, Kapal ini merepresentasikan RS Tipe C. Dengan ukuran panjang 122 meter dengan empat dek. Kecepatan maksimum 16 knot. Dalam rancangan PT PAL, RST dilengkapi dengan Poli Rawat, Ruang Operasi, Ruang Rawat Inap dan UGD. Bisa menampung 32 kru, 70 staf medis, relawan 204 orang.

Kemudian juga ruang rawat inap untuk 60 pasien ditambah delapan pasien isolasi, empat pasien ICU, tiga pasien HCU, 16 pasien UGD. Juga ditambah empat tenda, dengan kapasitas satu tenda untuk 10 pasien.

"Taksiran harganya sekitar R600 miliar lebih. Dengan kurun waktu pengerjaan sekitar 30 bulan. Intinya, kami menyesuaikan perakitan sesuai keinginan pemerintah Provinsi NTT," jelas Imam.***3****

 

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019