Saya masih menunggu laporan dari pejabat utama yang masih berada di Wagete, kata Roja
Jayapura (ANTARA) - Propam Polda Papua saat ini masih memeriksa anggota Polsek Tigi terkait pembakaran Mapolsek Tigi yang terjadi pada Selasa (21/5).

Kapolda Papua Brigjen Pol Rudolf Roja di Jayapura, Sabtu, mengatakan, pemeriksaan terhadap anggota untuk mengetahui secara pasti penyebab atau latar belakang hingga warga melakukan pembakaran termasuk penyebab tewasnya YN.

Bahkan perwakilan Komnas HAM Papua dijadwalkan Sabtu (25/5) ke Wagete untuk menyelidiki penyebab seluruh peristiwa yang terjadi. karena dari laporan terungkap insiden itu berawal saat aksi pemalangan yang dilakukan warga sipil di jalan trans yang melintas di depan Kampung Wagete.

Saat hendak ditangkap pelaku malah melawan, hingga terpaksa anggota mengeluarkan tembakan peringatan hingga mengenai pelaku.

Tak berapa lama kemudian puluhan warga mendatangi Mapolsek dan membakar ruko yang ada di dekatnya serta memperkosa tiga warga sipil.

“Belum ada laporan lengkap tentang hasil pemeriksaan tersebut,” kata Roja seraya menambahkan, saat ini Kabid Propam bersama Dir Sabara dan Dir Reskrim Umum masih berada di Wagete.

Ketika ditanya apakah sudah ada tersangka pembakaran dan pemerkosaan, mantan Kapolda Papua Barat itu mengaku masih didalami termasuk menyelidiki penyebab kematian YN.

“Saya masih menunggu laporan dari pejabat utama yang masih berada di Wagete,” kata Roja.

Kasus kerusuhan yang sempat terjadi di Tigi itu berawal dari aksi pemalangan yang dilakukan MD terhadap warga sipil yang melintas di jalan trans yang melintas di depan Kampung Wagete, dan saat hendak ditangkap MD lari ke rumah mengambil panah dan busur serta mengejar anggota kepolisian yang hendak menangkapnya.

Tak beberapa lama kemudian sekitar 50 orang mendatangi dan membakar Mapolsek serta ruko yang ada di dekatnya serta melakukan pelecehan seksual terhadap warga sipil.

Tiga warga sipil yang menjadi korban pemerkosaan, yaitu R (40) diperkosa tujuh orang, FN (10) diperkosa lima orang, dan BB (20) diperkosa 10 orang.

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019