Banjarmasin (ANTARA) - Direktur Perluasan dan Perlindungan Lahan Kementerian Pertanian Indah Megawati mengatakan pada 2019 ini pihaknya melalui program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) akan mengoptimalkan lahan rawa dan pasang surut seluas 500.000 ha di enam provinsi.

Menurut Indah melalui rilis yang disampaikan Sabtu, enam provinsi tersebut, yaitu Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Lampung, Riau dan Kalimantan Tengah.

"Semakin banyak provinsi tentunya lebih baik.Jika satu provinsi ada masalah teknis, maka dapat dialihkan kepada provinsi lain, sehingga capaian target lebih luas," jelas Indah.

Menurut Indah, dalam Program Serasi, Kementan juga melibatkan TNI AD. Peran dan fungsi TNI dalam pendampingan pelaksanaan kegiatan antara lain, mengkoordinasikan peran serta Babinsa dalam kegiatan yang dilaksanakan petani.

Selain itu,TNI akan membantu pelaksanaan SID dalam hal sosialisasi kegiatan dan mendampingi dalam proses survei lapangan serta mendampingi proses pengerjaan fisik di lapangan.

"TNI juga akan membantu menyampaikan laporan perkembangan kegiatan dan memastikan semua spesifikasi pekerjaan telah telah terlaksana dengan rencana," katanya.

Menurut Indah, kegiatan optimasi lahan rawa dan program Serasi bertumpu pada sejumlah kegiatan.

Di antaranya pembuatan polder keliling dan tanggul pada saluran tersier dengan menggunakan excavator.

Kemudian normalisasi kanal sekunder pada daerah irigasi rawa dengan menggunakan excavator dan pembuatan saluran tersier baru untuk membawa air hingga ke tengah lahan.

Program ini juga melibatkan penggunaan alat mesin pertanian (alsintan). Seperti traktor roda 2, traktor roda 4 dan bulldozer D21 yang didesain khusus untuk lahan rawa untuk proses pengolahan lahan.

Selain itu, juga dilakukan langkah menaikkan ph tanah dengan menggunakan berbagai teknologi. Di antaranya penggunaan amelioran kapur pertanian dan mikroba tanah.

Juga dilakukan pemanfaatan decomposer hasil riset Balittra untuk mempercepat proses penguraian sisa-sisa rumput belukar yang dibersihkan.

"Sehingga tidak diperlukan pembakaran. Dan penggunaan benih resisten genangan dan kemasaman, seperti Inpar," tuturnya.

Pola optimasi lahan rawa yang dilaksanakan Kementan ini telah terbukti berhasil membalikkan kondisi rawa yang suram, menjadi harapan sumber penghasil pangan masa depan.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja ke beberapa daerah di Kalimantan Selatan, untuk memastikan seluruh program pertanian yang dibiayai oleh pemerintah pusat berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan kesejahteraan masayrakat dan petani di daerah.

Baca juga: Rekayasa air rawa mungkinkan petani panen 2-3 kali

Baca juga: Kementan gelontorkan Rp3,7 triliun untuk pengembangan tani lahan rawa

Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019