Badung, Bali (ANTARA) - Pulau Dewata tidak hanya cerita tentang beragam pariwisata, tetapi juga ada beragam kreasi di bidang busana.

Adalah seorang desainer muda asal Mengwi, Kabupaten Badung, I Nyoman Inggi Kendran, yang memadukan berbagai motif dari kostum jenis Karnival, dan juga yang sedang dikembangkan saat ini, kostum untuk foto ibu hamil (photo maternity).

"Dulu, sih berawal dari ikut ekstrakurikuler teater waktu SMA, saya sendiri bertanggung jawab di bagian properti dan kostum, nah, dari sinilah secara tidak langsung menjadi bersemangat di dunia desain hingga lanjut sampai sekarang," ucapnya.

Ia mengaku terinspirasi dari tokoh Dewa Dewi yang ada dalam kepercayaan Hindu, yaitu "Sang Hyang Ibu Dhurga Maha Kali". Dengan melihat sosoknya, Inggi berkeinginan mempersembahkan dalam balutan busana, agar lebih terlihat artistik, elegan, dan glamour.

"Sang Hyang Ibu Dhurga Maha Kali" adalah sosok wanita cantik, indah dan pemberani yang kerap muncul dalam setiap epos Mahadewa. Peran dari "Sang Hyang Ibu Dhurga Maha Kali" merupakan saktinya Dewa Siwa yang bertugas untuk melebur.

Keberadaan "Dhurga" juga bermakna sebagai kekuatan, keberanian, dan perlindungan. Dewi Dhurga dicirikan dengan memiliki banyak tangan dan mengendarai harimau.

Atas dasar itulah, Inggi Kendran secara lebih khusus menyukai dan mendalami pembuatan kostum Dewi yang ada dalam kepercayaan Hindu itu.

Dalam mengerjakan setiap kostumnya, ia selalu mendengarkan lagu-lagu bernada lembut dan menenangkan, seperti mantram Gayatri dan lainnya.

Proses pembuatannya, ia lakukan selama kurang lebih satu bulan dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda.

Saat pengerjaannya, ia pun wajib mengolah berbagai jenis warna untuk dapat menyerupai sosok yang ingin dibuatnya. Memadukan berbagai warna cerah dalam satu komposisi hingga warna gelap yang akan memberikan kesan elegan.

Tema busana yang ia kerjakan juga berbeda-beda, seperti tokoh Dewa Dewi dalam Hindu dan tradisi yang ada di Indonesia, hingga ada juga yang mengangkat tentang hewan suci seperti merak dan angsa. "Untuk pembuatannya sudah terjadwal setiap tahun dengan berbagai koleksi baru," ujarnya.


Bisnis dan koleksi

Puluhan koleksi sudah dikerjakannya sejak dari awal mengembangkan karyanya hingga dijadikannya sebuah bisnis untuk saat ini.

Tidak hanya dijadikan sebagai lahan bisnis, Inggi yang juga pernah studi di Politeknik Negeri Bali ini mengaku juga mengoleksi beberapa kostum miliknya, ada yang berupa mahkota (hiasan di kepala), ada juga yang berfungsi sebagai hiasan di leher, jari-jari, dan badan hingga hiasan untuk pergelangan kaki.

Berbagai jenis kostum yang ia hasilkan tidak hanya diperuntukkan bagi wanita, properti seperti pedang dan kostum untuk pria pun juga disediakan.

Busana yang sudah ia kerjakan, biasanya dipertunjukkan dalam kegiatan kompetisi, photoshoot, dekorasi, sebagai pengisi kegiatan hingga permintaan khusus dari konsumen. Selain itu, karyanya juga dituangkan melalui lukisan-lukisan yang juga bernilai seni dan spiritual.

Tidak hanya berupa karya seni kostum, Inggi Kendran juga menyukai lukisan sebagai koleksi saja. Ia mengaku kerap melukis Dewa Dewi dalam kisah dan kepercayaan Hindu di Bali.

Ia juga mengatakan bahwa hobi yang ditekuni dari masa transisi memulai perkuliahan hingga kini, tidak pernah memiliki target untuk menggapai berapa prestasi, tetapi lebih kepada mengembangkan karyanya secara berkala dan terus menggali jiwa seni yang mengalir di dirinya.

Melalui karyanya, beberapa prestasi yang berhasil ia torehkan, seperti Juara 1 Desain Karnaval se-Jawa Bali tahun 2016 di Bali Collection, Bali; Best National Costume Miss Chinese World 2017 di Malaysia; dan Best National Costume Miss Tourism World 2018 di Malaysia, serta masih banyak lagi penghargaan yang diterimanya.

"Waktu pembuatannya juga tergantung kerumitan, tapi dulu saya pernah menyiapkan kostum dalam waktu 12 hari untuk kompetisi Internasional, dan syukurnya dapat selesai tepat waktu. Untuk saat ini, saya sudah bekerja bersama tim, yang akan mengembangkan lagi busana khusus untuk keperluan foto ibu hamil (photo maternity)," katanya.

Kesulitan pun pernah ia alami saat masih berada di bangku kuliah, yang mana ia diwajibkan untuk bertanggung jawab dengan kegiatan barunya sebagai enterprenuer. Selain itu juga mesti menyeimbangkan dengan kegiatannya di Politeknik Negeri Bali.

Hal tersebut juga menjadi tantangan baginya untuk mempertahankan nilainya yang hampir cumlaude untuk meraih beasiswa.

Dengan prestasi yang terpadu antara studi dan karya busana yang cukup khas dengan motif Hindu akan membuat sang desainer muda asal Bali itu mendunia.

Mengejar karier dan studi menjadi tantangan baginya, yakni mempertahankan nilai yang hampir cumlaude untuk meraih beasiswa dan mencantum nama di desain busana dunia.

Putra bungsu dari pasangan I Nyoman Kendra dan Ni Luh Putu Eka Yanti itu bertekad tetap berpacu untuk berprestasi dalam studi dan desain busana. 

Ya, Inggi Kendran merupakan salah satu desainer muda di Bali yang dalam usia 34 tahun sudah dikenal dengan karya busana bermotif lokal Bali kepada masyarakat dunia melalui serangkaian Fashion Carnival yang digagasnya sendiri.

Dia ingin membangun jasa event organizer yang akan mengenalkan kostum yang selama ini dia rancang melalui serangkaian fashion carnival agar lebih dikenal.*


Baca juga: Busana modest akan jadi tren untuk Lebaran

Baca juga: Alasan pusar Jasmine tertutup dalam "Aladdin" live action

Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019