Jakarta (ANTARA) - Direktur pemasaran PT. JIEXPO, Ralph Scheunemann, mengklaim bahwa model “consumer show” yang diterapkan di Jakarta Fair Kemayoran (JFK) bisa memberikan sumbangsih untuk bisnis massa.

“Biasanya kita pameran B2B (business to business) atau trade fair, sementara ini consumer show adalah bentuk nyata di mana kami bisa memberikan sumbangan terhadap pemerintah,” kata Ralph di Jakarta, Sabtu.

Sejak diambil alih oleh manajemen baru pada 2004, menurut Ralph, Jakarta Fair terus berubah dengan memberikan layanan yang lebih baik bagi peserta pameran maupun pengunjung.

Hal tersebut, jelasnya, dibuktikan dengan penambahan beberapa hall baru sehingga area pameran menjadi lebih luas dengan tujuan yang tidak terlepas dari bisnis massa.

Ralph menambahkan bahwa bisnis massa merupakan satu kesatuan dengan kepariwisataan, yang bisa memberikan dampak jauh lebih besar daripada turis biasa jika dikelola dengan benar.

“Multiply effect (efek berlapis)-nya itu biasanya tujuh sampai delapan kali lebih tinggi, itu yang mau kami tonjolkan,” ujar dia.

Adapun bentuk dari efek berlapis yang dia maksud adalah aspek perekonomian, transaksi yang terjadi, hingga ketenagakerjaan.

“Selama dua bulan kita menciptakan hampir sekitar 50 ribu tenaga kerja baru seperti SPG, kontraktor, dan lainnya,” pungkas Ralph.

Jakarta Fair Kemayoran adalah pameran yang digelar setiap tahun dalam rangka memperingati ulang tahun Jakarta pada 22 Juni. Pada pergelarannya tahun 2019 ini, Jakarta Fair dimulai tanggal 22 Mei hingga 30 Juni.

Baca juga: JIExpo targetkan nilai transaksi JFK 2019 capai Rp7,5 triliun
Baca juga: Pengunjung: Jakarta Fair aman dan nyaman



 

Pewarta: Suwanti/Bayu Kuncahyo
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019