Sidoarjo (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong industrialisasi budi daya ikan patin menyusul telah dilaksanakannya ekspor perdana produk ikan tersebut ke negara Saudi Arabia sebagai upaya pemenuhan pasokan ikan bagi calon haji asal Indonesia.

Sekjen Kementerian Kelautan dan Perikanan, Nilanto Perbowo saat dikonfirmasi di Sidoarjo, Senin mengatakan, untuk ekspor perdana ini dikirim sebanyak tiga kontainer masing-masing seberat 20 ton, sehingga total ada 60 ton ikan patin.

"Kemudian pada pekan depan akan diekspor lagi tiga kontainer sampai jumlah total mencapai 300 ton," katanya di sela keberangkatan ekspor perdana ikan patin di kompleks instalasi karantina Puspa Agro, Sidoarjo, Jatim.

Ia mengemukakan, ekspor perdana ini merupakan kerja sama yang baik seluruh pemangku kepentingan, baik itu dari KKP, Karantina Perikanan, Kemenag, Kemenlu dan juga dari Kementerian Perdagangan.

"Mudah-mudahan ekspor perdana dalam jumlah besar ini dapat memenuhi kebutuhan ikan para jamaah haji dan juga umroh di Saudi Arabia," katanya.

Menurutnya, selain Saudi Arabia, ekspor ikan patin tersebut juga sudah dilakukan ke negara lainnya seperti Amerika Serikat.

"Tetapi Saudi Arabia paling menarik karena jamaah haji yang cukup besar, tetapi tidak mengonsumsi ikan dari Indonesia. Ke depan setiap tahun pasokan ikan ke Arab akan terus didorong," katanya.

Ia mengakui, jika selama ini untuk ekspor ikan patin banyak dikuasai oleh negara Vietnam karena potensi alam yang sangat mendukung.

"Tetapi, Indonesia juga tidak mau kalah, karena Indonesia juga memiliki potensi ikan patin yang cukup bagus. Bahkan, ke depan tidak hanya ikan patin saja, tetapi beberapa ikan lainnya juga bisa diekspor ke Saudi Arabia," katanya.

Hal senada juga disampaikan Asosiasi Pengusaha Catfish Indonesia, Imza Hermawan yang mengakui bahwa aktivitas budidaya berjalan dengan cukup baik. Namun, ia juga menekankan pentingnya mendorong kualitas induk dan benih.

"Jadi induk dan benih berkualitas ini faktor utama penentu kesuksesan budidaya, utamanya dalam meningkatkan efisiensi produksi. FCR bisa ditekan, jika benih yang digunakan berkualitas," akunya.

Untuk diketahui, data sementara produksi ikan patin nasional tahun 2018 sebesar 391.151 ton, naik 22,25 persen dari 319.966 ton pada tahun 2017.

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2019