Jakarta (ANTARA) - Lisensi tim bola basket Bogor Siliwangi dicabut oleh Liga Bola Basket Indonesia (IBL) karena gagal memenuhi kewajiban sebagai tim profesional, salah satunya membayar hak pemain secara rutin dan tepat waktu.

Dalam laman resminya hari ini, IB mengumumkan dengan dicabutnya lisensi Bogor Siliwangi, tim yang dua musim lalu terbelit skandal pengaturan skor itu dianggap mundur dari kompetisi IBL musim depan.

"Mereka tak bisa memenuhi kewajiban melunasi tunggakan gaji pemain serta kewajiban-kewajiban lainnya," kata Direktur IBL Hasan Gozali.

"Dengan terpaksa mereka kami anggap mengundurkan diri," ujarnya menambahkan.

Pada IBL 2018/2019 Siliwangi gagal lolos ke fase playoff setelah hanya menempati peringkat keempat klasemen akhir Divisi Putih di musim reguler dengan catatan lima kemenangan dan 13 kekalahan.

Masalah akut

Masalah tunggakan gaji menjadi penyakit akut yang diidap Siliwangi, yang musim 2018/2019 hijrah ke Bogor setelah beberapa musim bermarkas di Bandung.

Dua musim lalu IBL sempat mengenakan sanksi larangan terlibat dunia basket selama 2-5 tahun kepada delapan pemain dan satu ofisial Siliwangi, sebagai buntut dari skandal pengaturan skor dalam IBL 2016.

Pengaturan skor disinyalir terjadi karena klub, yang saat itu masih bernama JNE Siliwangi dan ada di bawah kepelimikan PT Bandung Utama Raya itu kerap menunggak gaji pemain.

Setelah berganti kepemilikan ke PT Neosport Maung Indonesia, klub bertransformasi menjadi Siliwangi Bandung untuk musim 2017/2018 dan hijrah ke Bogor semusim berikutnya.

Akan tetapi, masalah penunggakan gaji masih membayangi. Bahkan menjelang Seri V IBL 2018/2019 bergulir Januari lalu, sejumlah pemain sempat berencana mogok bertanding karena masalah tersebut.

Musim IBL 2018/2019 sudah berakhir sekitar dua bulan lalu namun rupanya penunggakan gaji tak kunjung selesai di tubuh klub Bogor Siliwangi.

Ironisnya, masalah yang tak selesai itu justru membuat nasib tim ini selesai dari kancah basket profesional Indonesia.

Baca juga: Siliwangi kalahkan Hangtuah 81-74 tanpa center asing

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2019