Beijing (ANTARA) - Jumlah maskapai penerbangan di China yang meminta kompensasi kepada Boeing terus bertambah hingga menjadi 13 atas nilai kerugian 4 miliar RMB (Rp8,3 triliun) sebagai dampak dari pelarangan terbang serta penundaan pemesanan pesawat jenis 737 Max.

Maskapai 9 Air yang berkantor pusat di Guangzhou, Provinsi Guangdong, bergabung dengan 12 maskapai China lainnya untuk menuntut kompensasi, tulis Sina Weibo, Selasa.

Saat ini, semua maskapai China yang mengoperasikan pesawat 737 Max-8 mengajukan gugatan serupa setelah kecelakaan maut yang menimpa pesawat Boeing terbaru itu terjadi di Indonesia dan Ethiopia.

Asosiasi Tranportasi Udara China (CATA) menyebutkan angka kerugian sebesar 4 miliar RMB atas penangguhan pesawat 737 Max hingga Juni dan kemungkinan nilai tersebut masih akan terus bertambah.

Oleh karena itu, CATA akan mendukung para anggotanya menuntut kompensasi terhadap pabrikan pesawat asal Amerika Serikat itu.

China merupakan negara pengguna terbesar pesawat Boeing jenis 737 Max-8. Sebanyak 96 unit pesawat jenis tersebut beroperasi di negara berpenduduk terbanyak itu.

China mengklaim sebagai negara pertama yang menangguhkan operasional 737 Max-8 secara komersial setelah pesawat sejenis itu milik Ethiopian Airlines terjatuh pada bulan Maret lalu hingga menyebabkan 157 orang tewas.

Pada Oktober 2018, 737 Max-8 milik maskapai Lion Air jatuh di perairan laut Teluk Karawang, Jawa Barat, dan menewaskan 189 orang di dalamnya. 

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019