Lombok Timur (ANTARA) - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meresmikan gedung SDN Obel-Obel I yang dibangun Pemkot Surabaya pascagempa di Desa Obel-Obel, Kecamatan Sambelia, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB), Selasa.

“Saat terjadi gempa di NTB, saya minta tolong dicarikan tempat yang belum tersentuh bantuan. Akhirnya ditemukan di Desa Obel-Obel ini,” kata Wali Kota Risma saat meresmikan gedung SDN Obel-Obel l.

Risma mengatakan pihaknya sengaja mengajak sejumlah siswa SD dan SMP di Surabaya untuk menghadiri peresmian SDN Obel-Obel I dengan harapan mengasah kepekaan mereka untuk peduli terhadap sesama.

“Para siswa ini mengumpulkan uang sisa sakunya, Rp500 atau Rp1.000 untuk membantu saudara-saudaranya yang menjadi korban gempa di sini,” ujarnya.

Selama ini, lanjut dia, pihaknya selalu mengajarkan kepada para siswa di Surabaya bahwa tidak ada gunanya kalau anak pintar tapi tidak peduli dengan orang lain yang kesusahan.

Risma menjelaskan bahwa biaya pembangunan SDN Obel-Obel 1 ini mencapai Rp1,5 miliar. Biaya tersebut agak mahal karena gedungnya didesain tahan gempa.

“Tapi ini belum ada mebelnya insyaallah nanti saya beri bantuan lagi,” katanya.

Sementara itu, Bupati Lombok Timur Sukiman Azmy mengatakan pihaknya mengucapkan atas bantun dari Pemkot Surabaya.

“Sekolah ini dirancang untuk tahan gempa. Gempa terakhir 5,8 SR, sekolah ini tidak roboh bahkan gentingnya tidak satu pun yang jatuh,” katanya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Linmas Kota Surabaya Eddy Christijanto sebelumnya mengatakan Pemerintah Kota Surabaya siap membangun SDN Obel-Obel 1 melalui penggalangan dana.

Menurut Eddy, alasan Pemkot Surabaya memprioritaskan SDN Obel-Obel 1 sebagai yang utama dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya tingkat kerusakan bangunan, jumlah siswa terbanyak dan lokasi sekolah yang terletak di lingkungan padat penduduk.

"Tingkat kerusakan di SDN Obel Obel 1 Lombok Timur meliputi ruang kelas 1-6, ruang penunjang sepeti perpustakaan, ruang guru, toilet dan kamar mandi serta perabotan kelas," katanya.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019