Hasil pantauan di pasar tradisional Bersehati, dari sisi pasokan bahan pokok masih tersedia, begitupun dengan harga masih dapat dikendalikan
Manado (ANTARA) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Utara (Sulut) memantau langsung ketersediaan maupun harga bahan kebutuhan pokok yang dijual di pasar tradisional dan modern.

"Hasil pantauan di pasar tradisional Bersehati, dari sisi pasokan bahan pokok masih tersedia, begitupun dengan harga masih dapat dikendalikan," sebut Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut Jenny Karouw saat memantau ketersediaan dan harga di Multi Mart Zerro Poin Manado, Rabu.

Dia mengatakan pergerakan harga pada hari ini dan beberapa hari sebelumnya mulai menurun karena stok dari luar daerah maupun produksi petani lokal sementara dalam masa panen.

"Jadi sidak ini kami lakukan sewaktu-waktu dan kita akan melakukan pemantauan hingga hari raya," katanya.

Tak hanya memantau ketersediaan dan harga di pasar tradisional dan modern, tim terpadu TPID juga melakukan uji keamanan pangan yang dikonsumsi masyarakat.

"Kita memeriksa mi, bakso, tahu, daging, ikan, dan hasilnya semua negatif, semua aman untuk dikonsumsi," ujarnya.

Karouw memperkirakan kenaikan harga barang pada interval 10 sampai 20 persen menjelang lebaran.

Saat ini, lanjut dia, harga cabai berada di posisi Rp40-50 ribu oer kilogramnya, di tingkat distributor Rp40.000, sementara pedagang Rp50.000 per kilogramnya, sementara di tangan ke tiga bisa mencapai Rp56.000.

"Harga cabai bahkan pernah menyentuh angka tertinggi yaitu Rp150.000 per kilogram," ujarnya.

Apabila harga cabai terus merangkak naik maka salah satu intervensi yang akan dilakukan terhadap pasar yaitu mendatangkan komoditi itu dari Surabaya menggunakan pesawat Hercules.

"Itu belum dilakukan karena saat ini kondisi harganya stabil dan pasokannya masih bisa menggunakan cabe lokal," sebut Karouw.


Baca juga: BI berupaya kendalikan inflasi Sulut

Baca juga: Gubernur Sulut: Perempuan berkontribusi kendalikan inflasi daerah


 

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019