Washington (ANTARA News) - Presiden AS, George Bush, menyebut Iran sebagai "ancaman" bagi masyarakat internasional dan mengatakan konfrontasi antara kapal Iran dan kapal AS di Selat Hormuz adalah "aksi provokatif" Teheran. "Kami menganggapnya sebagai aksi provokatif. Itu situasi yang berbahaya. Dan mereka seharusnya tidak melakukan itu, titik. Saya tidak tahu apa -- yang ada di benak mereka. Tetapi sekarang saya katakan apa yang ada di benak saya. Saya pikir itu adalah aksi provokatif," kata Bush. Panglima tertinggi Angkatan Laut (AL) AS di kawasan itu mengatakan kapal-kapal cepat Iran mengganggu serta mengancam akan meledakkan tiga kapal AL AS di Selat Hormuz yang strategis, Senin. "... pesan saya hari ini, kepada Iran, adalah mereka seharusnya tidak melakukan apa yang sudah mereka lakukan," Bush mengatakan. Bush, yang meninggalkan Washington untuk kunjungan delapan hari ke Asia Barat, Senin, memberi tanda bahwa insiden terbaru dengan Iran itu maupun masalah-msalah lain yang menyinggung Iran akan dibicarakan dengan sekutu-sekutu AS di Asia Barat. "Saya ingin bekerja dengan rekan-rekan dan sekutu kami dari Arab mengenai masalah ini dan mengingatkan mereka tentang, satu; strateginya, serta, dua; kewajiban mereka untuk membantu agar pandangan ini menjadi suatu kenyataan, dan, ketiga; mengingatkan rekan dan sekutu kami bahwa AS terikat dengan keamanan di wilayah ini," katanya. Presiden AS itu juga mengatakan laporan intelijen mereka baru-baru ini yang mengemukakan bahwa Iran menghentikan program senjata nuklir pada tahun 2003 menjadikan kebijakan AS "ditanggapi secara berbeda-beda" oleh negara-negara lain. "Salah satu masalah kami adalah laporan intelijen itu ditanggapi secara berbeda-beda. Saya akan ingatkan mereka (negara-negara lain) tentang apa yang saya katakan dalam konferensi pers dan saat menjawab beberapa pertanyaan wartawan: Iran pernah menjadi ancaman, Iran kini adalah ancaman, dan Iran akan terus menjadi ancaman jika mereka dibiarkan mempelajari cara memperkaya uranium," kata Bush dilansir PTI.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008