Jakarta (ANTARA) - Rayni N Massardi dan Christyan AS meluncurkan novel psycho-thriller “Rainbow Cake” yang proses penulisannya berlangsung selama setahun.

Dalam keterangan resmi, Rayni mengatakan dua lagu Sujiwo Tejo yang berjudul “Titi Kolo Mongso” dan “ingsun” telah jadi ilham dan penggerak dalam penulisan novel “Rainbow Cake”.

“Tanpa kedua lagu itu, mungkin novel itu tidak akan pernah lahir,” ujar Rayni.

Proses kreatif antara dua penulis berbeda generasi ini terbilang unik. Rayni pertama kali menggagas dan menulisnya mulai 2018 hingga rampung, sisanya diserahkan kepada Christyan yang dibebaskan untuk menambah, mengurangi dan melengkapi sesuai imajinasinya.

Christyan tak cuma menulis dan melengkapi teks, dia juga membuat ilustrasi di setiap bab serta membuat rancangan sampul.

Setelah itu, mereka saling berdiskusi dan menyunting ulang hingga akhirnya novel 260 halaman itu rampung pada 2019.

Ini bukan kerjasama pertama mereka. Sebelumnya, Christyan pernah membuat ilustrasi dan gambar sampul kumpulan cerita pendek bergambar “Daun Itu Mati”, selanjutnya mereka juga sedang menyiapkan cerita bergambar “Pocong Ketakutan”.

“Rainbow Cake” adalah karya fiksi kesembilan dari Rayni sekaligus pengalaman pertama menulis karya dalam genre thriller. Novel ini merupakan novel keduanya setelah “Langit Terbuka”. Sebelumnya Rayni sudah menerbitkan sejumlah buku kumpulan cerpen dan beberapa nonfiksi.

“Rainbow Cake” bercerita tentang Hilda yang tidak nyaman dengan diri sendiri akibat pengalaman dirundung saat remaja.

Ketika melanjutkan sekolah ke Paris, perlahan ia mengubah cara pandang terhadap diri dan gaya hidupnya. Di kota tersebut, Hilda belajar memasak dan membuat kue.

Kegemaran barunya mengunjungi galeri seni membuatnya terpaku di hadapan sebuah lukisan yang perlahan membuka pengalaman aneh pada tubuhnya.

Hijrah ke Ubud, Bali, Hilda mulai dihantui musik dan lagu yang tiba-tiba bersarang di kepalanya. Selain merasa ngeri yang membuatnya mual dan pening, Hilda juga menikmati gairah dan energi aneh dari apa yang didengarnya, sampai ia bertemu dengan orang-orang masa lalu yang pernah melukai hatinya.

Kembali ke Jakarta sebagai pemilik toko kue sukses, masalah semakin menghantui dan marasuki jiwanya. Alunan musik misterius yang menghantuinya akhirnya mendorong Hilda melakukan hal tak terduga, termasuk mewujudkan seni instalasi “Kue Terindah”.

“Rainbow Cake” berakhir dengan kengerian dan malapetaka.

Baca juga: Pembacaan teatrikal warnai peluncuran buku "Dear Jane"

Baca juga: Andrea Hirata belum mau filmkan novel barunya meski ditawar mahal

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019