Palembang (ANTARA) - Dinas Perhubungan Sumatera Selatan memetakan pasar tumpah di jalur mudik yang kerap menimbulkan kemacetan bagi pemudik.

Info  lain bagi pemudik, kata Kepala Dinas Perhubungan Sumsel Nelson Firdaus di Palembang, Jumat, terkait dengan jalur rawan kecelakaan dan longsor.

Nelson Firdaus mengatakan bahwa keberadaan pasar tumpah pada dasarnya menempel dengan pasar tradisional, area pedagang mengular ke badan jalan seiring dengan meningkatkan aktivitas jual beli menjelang Idulfitri.

"Beberapa pasar tumpah berada di Pasar Jarai (Lahat), Pasar Prabumulih, Pasar Padang Tepong, Pasar Pendopo, dan Pasar Tebing Tinggi (Empat Lawang), Pasar Sungai Lilin (Muba), Pasar Indralaya (Ogan Ilir), Pasar Tugumulyo (OKI), dan Pasar Inpres (Lubuklinggau)," ujar Nelson.

Dishub sudah menyiapkan petugas di sekitar pasar tumpah mengantisipasi peningkatan trafik lalu lintas saat pasar tengah ramai kunjungan.

Namun, lokasi rawan kemacetan paling padat justru berada di sebagian wilayah Kota Palembang akibat bertemunya geliat kendaraan mudik dan peningkatan jumlah kunjungan ke pusat perbelanjaan tradisional maupun modern.

Titik kemacetan tersebut, antara lain, Bundaran Masjid Agung, Jalan Demang Lebar Daun, Simpang Charitas, Jalan Angkatan 45, Bundaran Pasar Cinde, Jalan Ratu Alamsyah Ratu Prawira Negara ruas Musi II, dan Jalan Kolonel H Burlian ruas Pasar KM 5.

"Pemudik juga perlu mewaspadai jalur rawan kecelakaan, seperti Sugi Waras-Batas Kabupaten Lahat, Tebing Tinggi-Tanjung Raya, Tanjung Raya-Batas Provinsi Bengkulu, Pagar Alam-Tanjung Raya, Talang Padang-Padang Tepong, dan Muara Siban-Simpang Embacang," jelas Nelson.

Ia menyebutkan lokasi rawan longsor, antara lain, Ujan Mas-Batas Bengkulu, Tikungan Endikat dan Tikungan Lematang (Pagaralam), Desa Banuayu Kecamatan Pengandonan Kabupaten OKU, Simpang Martapura-Muaradua, Simpang Campang-Ujan Mas, dan Muaradua-Kota Baru.

Dishub telah menyediakan 13 unit mobil derek mengantisipasi kecelakaan dan kendaraan mogok yang berpotensi menimbulkan kemacetan di jalur mudik.

Pewarta: Aziz Munajar
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019