Laju inflasi pada Mei 2019 dipengaruhi oleh tingginya permintaan bahan komoditas pangan non beras karena Ramadhan dan persiapan Lebaran.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memproyeksikan laju inflasi pada Mei 2019 berada pada kisaran 0,5 persen-0,6 persen karena pengaruh Ramadhan.
"Kita harapkan 0,5-0,6 persen. Ini tinggi dibandingkan bulan lain, tapi tidak lebih tinggi dibandingkan periode Lebaran tahun-tahun yang lalu," kata Darmin di Jakarta, Jumat.
Darmin mengatakan laju inflasi pada Mei 2019 dipengaruhi oleh tingginya permintaan bahan komoditas pangan non beras karena Ramadhan dan persiapan Lebaran.
"Memang harga masih naik, terutama bahan makanan di uar beras," katanya.
Untuk tarif angkutan udara, ia mengharapkan upaya penyesuaian batas atas bisa sedikit mengurangi pengaruh tingginya harga tiket pesawat terhadap inflasi.
"Tarif angkutan tidak termasuk yang tinggi, karena bulan lalu sudah naik agak tinggi, tapi kita pantau terus karena berdampak juga ke turisme," ujarnnya.
Berdasarkan data historis, umumnya terjadi kenaikan harga pada beberapa jenis komoditas pangan seiring dengan meningkatnya permintaan pada Ramadhan dan Lebaran.
Hal tersebut terlihat dari periode Ramadhan dan Lebaran 2018 yang mempengaruhi inflasi Mei dan Juni masing-masing sebesar 0,21 persen dan 0,59 persen.
Inflasi tersebut disebabkan oleh tingginya tarif angkutan udara sebesar 0,15 persen, ikan segar 0,08 persen, daging ayam ras 0,07 persen dan telur ayam ras 0,06 persen.
Situasi serupa juga menyebabkan terjadinya tingkat inflasi Mei dan Juni 2017 yang masing-masing tercatat sebesar 0,39 persen dan 0,69 persen.
Penyebab inflasi pada Ramadhan dan Lebaran 2017 adalah tarif listrik 0,17 persen, tarif angkutan udara 0,12 persen, tarif angkutan antar kota 0,08 persen dan bawang putih 0,08 persen.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019