Jakarta (ANTARA News) - Presiden RI Periode 1966-1998, HM Soeharto, yang tengah dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, pada Jumat dini hari sudah tidak lagi menjalani transfusi darah dan bisa berkomunikasi, walau belum ada perubahan kondisi yang berarti. Menurut anggota tim dokter yang merawat Soeharto, Dr Sutji Mariono, seusai evaluasi perkembangan terakhir kondisi Soeharto, Kamis malam, hemoglobin (Hb) Soeharto sudah meningkat menjadi 10,6 gram persen, sehingga tidak diperlukan lagi transfusi darah. Sebelumnya, tim dokter telah memasukkan tiga labu darah dalam proses transfusi untuk meningkatkan kadar Hb Soeharto. Tim dokter melakukan evaluasi perkembangan Soeharto sejak pukul 22.00 WIB hingga pukul 01.00 WIB. "Kondisi sama dengan tadi pagi, tapi transfusi darah sudah tidak dilakukan," katanya kepada wartawan. Dia juga menjelaskan bahwa pada paru-paru Soeharto masih terdapat cairan, walau sudah sedikit berkurang dari sebelumnya. Cairan yang telah dikeluarkan melalui alat Continous Veno-Venous Hemodialysis (CVVHD) dari organ paru-paru Soeharto hingga hari ketujuh telah mencapai 3.380 cc. Selain tidak lagi menjalani transfusi darah, menurut salah seorang putri Soeharto, Siti Hutami Endang Adiningsih (Mamiek), Pak Harto juga sudah bisa berbicara. "Sudah (bisa bicara)," katanya singkat menanggapi pertanyaan wartawan terhadap perkembangan kesehatan Pak Harto, yang masuk ruang perawatan khusus di Lantai V RSPP sejak Jumat (4/1) lalu. Mamiek tidak banyak berkomentar perihal kondisi ayahnya itu dan putri bungsu Soeharto itu hanya meminta, agar masyarakat Indonesia berdoa bagi kesembuhan Pak Harto. Hal senada juga disampaikan putra Soeharto, Bambang Trihatmojo, yang mengungkapkan bahwa ayahnya sudah bisa berkomunikasi walaupun masih dalam kondisi yang lemah. Sementara itu, sejumlah tamu yang menjenguk Soeharto pada Kamis malam hingga Jumat dini hari, diantaranya adalah mantan Ketua DPR Akbar Tandjung, mantan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Moerdiono dan artis ibukota Emilia Contessa. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008