Jakarta (ANTARA) - Pelabuhan Marunda dinilai sangat penting dalam menopang pelayanan kepelabuhan dan mengurangi kepadatan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Direktur Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi menyebutkan pembangunan Pelabuhan Marunda yang lancar bisa mengurangi kepadatan kegiatan bongkar muat barang di Pelabuhan Tanjung Priok.

"Pelabuhan Marunda kalau cepat dibangun atau diprioritaskan bisa membantu Pelabuhan Tanjung Priok yang saat ini terlalu padat untuk bongkar muat kapal dan mengalami pendangkalan laut," kata Uchok, di Jakarta, Kamis.

Namun Uchok menyebut fokus pemerintah saat ini adalah pembangunan infrastruktur jalan tol, sehingga pembangunan Pelabuhan Marunda sedikit tertunda.

Pelabuhan Marunda saat ini beroperasi 24 jam untuk melayani beragam kapal curah seperti batu bara, tiang pancang, minyak sawit mentah, pasir dan semen.

Pelabuhan Marunda memiliki panjang bibir pantai 1.700 meter dari Cakung Drain-Sungai Blencong yang terdiri dari Pier 1, Pier 2, Pier 3. Dermaga Pier 1 diketahui memiliki dermaga siap pakai sepanjang 800 meter dari 1.975 meter dan luas lahan pendukung 20 hektare dari 42 ha.

PT Karya Citra Nusantara (KCN) yang merupakan pengelola Pelabuhan Marunda telah berkomitmen untuk mendukung program pemerintah tertuang dalam Nawa Cita dengan pembangunan infrastruktur tol laut non-APBN dan APBD yakni Poros Maritim.

Poros Maritim berfokus pada lima pilar utama, di antaranya adalah membangun kembali budaya maritim Indonesia, menjaga sumber daya laut dan menciptakan kedaulatan pangan laut dengan menempatkan nelayan pada pilar utama.

Poros Maritim ala Presiden Joko Widodo juga memberi prioritas pada pembangunan infrastruktur dan konektivitas maritim dengan membangun tol laut, deep seaport, logistik, industri perkapalan, dan pariwisata maritim.

Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2019