Menhub dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu mengatakan akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk terus memperbaiki serta meningkatkan kualitas sarana dan prasarana rest area tersebut.
"Keseluruhannya memang perlu evaluasi. Ya seperti ‘rest area’ ini kan harus dilengkapi dan diperbaiki dengan suatu yang permanen, seperti warungnya, pos kesehatannya, pom bensinnya tentu ini akan menjadi permanen dan nanti SPBU akan ada di sini," ujarnya.
Dia menjelaskan jalan tol merupakan investasi jangka panjang untuk pemerintah maupun masyarakat, sehingga perlu adanya dukungan dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk membangun kawasan sekitar jalan tol.
"Jadi yang harus kita lihat bagaimana konektivitas ini kita lakukan. Bagaimana daerah ini harus terbangun dan bisa menjadi kawasan industri, pariwisata dan sebagainya. Kita lihat ini di sini ada potensi yang bisa dikembangkan. Oleh karenanya kita mengharapkan Pemda merespon prasarana yang sudah ada dengan menciptakan kegiatan-kegiatan yang produktif," jelasnya.
Menhub mengatakan dengan keberadaan jalan tol, seluruh masyarakat bisa melihat keuntungan dan manfaatnya, misalnya dapat mempersingkat waktu perjalanan dari sebelumnya 12 jam dari Lampung menuju Palembang, sekarang menjadi sekitar tujuh jam.
"Jika kegiatan produktif itu ada, maka akan menjadi insentif bagi masyarakat setempat. Nantinya akan muncul industri, lapangan pekerjaan dan pariwisata. Tarif tol menjadi bagian dari yang mesti dibayar dari kegiatan itu. Jadi suatu manfaat yang bagus ini butuh pengertian dari masyarakat," ucapnya.
Saat meninjau rest area, Menhub Budi beserta rombongan juga memastikan ketersediaan bahan bakar, toilet, dan mushola di rest area tersebut. Karena rest area merupakan tempat penting untuk pengendara beristirahat dalam perjalanan.
Acara kunjungan tersebut dihadiri pula Menteri Kooordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, dan Menteri Kesehatan Nila Moeloek.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019