Jakarta (ANTARA) - Malam itu, derai tangis pelayat menyambut pesawat angkut L-130 Hercules dengan nomor registrasi A-1314 saat tiba membawa peti jenazah Ibu Negara RI periode 2004-2014 Ani Yudhoyono Sabtu, pukul 22.00 WIB.

Lima menit kemudian, sejumlah pelayat berhamburan keluar dari ruangan VIP Lanud Halim Perdanakusuma.

Tampak di antara segerombolan pelayat, Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak.

Emil mengenang sosok Ani semasa hidup sebagai wanita yang ramah dan pintar mencairkan suasana.

"Orangnya perhatian pada hal yang detail," ujar Emil.

Emil mengingat momen ketika ia dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah, menjenguk Ani di Singapura.

Meski sakit, Ani malah sempat mengucapkan selamat pada kemenangan mereka di Pemilu Jawa Timur.

"Selamat bu Khofifah. Selamat mas Emil. Wis wayahe! Wis wayahe!" kata Emil menirukan Ani sambil tersenyum getir.

Tak kuasa ia menyembunyikan sorot mata kesedihan di balik senyumnya itu.

Seperti Emil, Ketua DPD Partai Demokrat Daerah Istimewa Yogyakarta, Heri Sebayang, malah menangis tersedu-sedu ketika bercerita soal Ani Yudhoyono.

Heri berkisah terakhir kali berkomunikasi dengan Ani sekitar bulan Maret di Singapura melalui panggilan video bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Heri, muka ibu kurang bagus ya? Ini karena obat dek, dia bilang. Itu terakhir lah saya bicara dengan ibu Ani," kenang Heri tersedu-sedu membicarakan soal ibu negara periode 2004-2014, Ani Yudhoyono di Jakarta, Sabtu (1/6).

Sosok Ani bagi mereka bagaikan generator partai yang siap berjuang hingga titik darah penghabisan.

"Sebelum ini ibu Ani seorang petualang yang tidak pernah lelah berkeliling Indonesia," ujar Andi Arief menimpali.

Andi bercerita bahwa ia sempat mendampingi Ani berkeliling Indonesia hingga ia jatuh sakit di Aceh.

"Di Aceh, ibu Ani mulai sakit dan terkena kanker darah. Di sana lah perjalanannya terhenti," ujar Andi.

Andi menambahkan Minggu lalu, Ani sempat menitip pesan kepadanya agar menjaga SBY.

"Kami tidak ada prasangka apa-apa, karena riwayat medis nya sempat membaik, tapi tiga hari ini tiba-tiba memburuk," ujar politikus Partai Demokrat itu.

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat itu berpesan agar masyarakat mendoakan Ani agar diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa serta SBY dan keluarga tegar menghadapi musibah dan kembali menjalani hidup yang normal.
 

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019