Kami melihat pelaku industri manufaktur masih tetap optimistis untuk melakukan ekspansi atau menambah investasi. Hal ini didukung dengan kondisi politik, ekonomi, dan keamanan di Indonesia yang stabil dan kondusif, terutama pascapemilu kemarin
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyebut industri manufaktur Indonesia kian menggeliat, yang ditandai oleh optimisme para pelaku industri manufaktur untuk investasi dan ekspansi.

“Kami melihat pelaku industri manufaktur masih tetap optimistis untuk melakukan ekspansi atau menambah investasi. Hal ini didukung dengan kondisi politik, ekonomi, dan keamanan di Indonesia yang stabil dan kondusif, terutama pascapemilu kemarin,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto lewat keterangannya di Jakarta, Minggu.

Menperin optimistis kinerja industri manufaktur semakin menggeliat.

“Apalagi adanya infrastruktur transportasi yang semakin meningkat pesat dengan konektivitas wilayah timur dan barat Jawa, serta beberapa wilayah yang menjadi feeder dan hub di Indonesia,” katanya. 

Kemudian, potensi lainnya adalah pengalaman industrialisasi di Indonesia yang lebih dari 30 tahun sehingga telah memiliki "pool of talent" untuk sektor unggulan.

“Guna menggenjot kinerja industri, pemerintah juga memprioritaskan pendidikan vokasi dan politeknik dengan memperkenalkan sistem link and match untuk mereformasi kurikulum,” katanya. 

Guna memacu investasi di sektor industri, Kementerian Perindustrian turut memfasilitasi sejumlah pembangunan politeknik di kawasan industri. Langkah strategis ini untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) kompeten yang sesuai kebutuhan dunia industri saat ini.

“Kami telah membangun politeknik, antara lain di kawasan industri Cilegon, Morowali, dan Kendal,” ungkap Menperin.

Selanjutnya, Kemenperin telah mengusulkan pemberian insentif fiskal berupa "super deductible tax" untuk industri yang aktif melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan untuk menghasilkan inovasi serta industri yang terlibat dalam program pendidikan dan pelatihan vokasi.

Insentif fiskal ini diyakini dapat menarik para investor di sektor industri sekaligus mendongkrak daya saingnya.

Menanggapi data survei PMI Manufaktur Indonesia pada Mei 2019, Kepala Ekonom IHS Markit, Bernard Aw menyampaikan, pertumbuhan sektor manufaktur Indonesia pada Mei menjadi momentum mengumpulkan semangat optimisme menuju triwulan kedua tahun ini.

“Kondisi permintaan yang semakin kuat mendorong perusahaan akan terus meningkatkan produksi pada bulan-bulan mendatang,” jelasnya.

Kenaikan yang berlanjut ini, menurut dia, juga akan meningkatkan kepercayaan diri di antara pelaku industri manufaktur di Indonesia.

“Kami melihat, indeks output masa depan, tolok ukur ekspektasi bisnis, melonjak ke posisi tertinggi selama lebih dari dua tahun, menjadi kenaikan bulanan tertinggi (15,6 poin) tercatat dalam riwayat survei,” katanya.

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019